Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama menganjurkan masyarakat Jakarta melakukan sejumlah langkah untuk menjaga kesehatan menjelang musim kemarau yang terjadi mulai Mei 2024.
Ngabila menyebutkan bahwa beberapa saran kesehatan tersebut ditujukan untuk menghindari dehidrasi, "heat exhaustion" (kelelahan akibat suhu panas), kondisi "emergency heat stroke" (serangan panas) hingga kematian.
"Pertama, lakukan 'GERUS', yakni gerakan minum air putih tanpa menunggu haus, 3-4 liter per hari atau 12-16 gelas," kata Ngabila kepada wartawan di Jakarta pada Senin.
Cara mudahnya, kata Ngabila, minum satu gelas air sebelum dan sesudah shalat dan 1-2 gelas sesudah makan.
"Sehingga tercapai 13-16 gelas per hari. Boleh minum air dingin. Jangan minum teh dan kopi karena akan membuat sering kencing dan dehidrasi, apalagi jika dengan gula akan lebih berbahaya," kata dia.
Kemudian, kata dia, melakukan "GEMO", yakni gerakan minum oralit jika merasakan lemas dan banyak berkeringat.
"Lalu konsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung air seperti semangka, melon, pir, apel dan lain-lain," kata dia.
Selanjutnya, melakukan "GERAH", yakni gerakan menyemprot wajah jika kulit kemerahan atau kering.
"Kemudian hindari aktivitas luar rumah, kalau pun perlu, gunakan alat pelindung diri seperti payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembab kulit dan 'sunscreen'," katanya.
Kemudian gunakan masker medis untuk menjaga kelembaban saliran nafas, baju berwarna cerah untuk memantulkan cahaya dan alas kaki untuk mencegah luka atau melepuh.
Ia sekali lagi mengingatkan masyarakat untuk minum air putih minimal 200 cc per jam.
"Nah, untuk cegah kematian, berteduh dan segera bawa ke dokter jika suhu tubuh di atas normal (37,5 derajat), tekanan darah naik (pusing), denyut nadi diatasi normal > 100x per menit (berdebar-debar) atau bahkan pingsan," kata Ngabila.
Sebelumnya, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Albert Nahas pada Minggu (5/5) memprediksi Jakarta akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024 dan akan mencapai puncaknya pada Juni 2024.
Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi akan kembali dilanda polusi udara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Ngabila menyebutkan bahwa beberapa saran kesehatan tersebut ditujukan untuk menghindari dehidrasi, "heat exhaustion" (kelelahan akibat suhu panas), kondisi "emergency heat stroke" (serangan panas) hingga kematian.
"Pertama, lakukan 'GERUS', yakni gerakan minum air putih tanpa menunggu haus, 3-4 liter per hari atau 12-16 gelas," kata Ngabila kepada wartawan di Jakarta pada Senin.
Cara mudahnya, kata Ngabila, minum satu gelas air sebelum dan sesudah shalat dan 1-2 gelas sesudah makan.
"Sehingga tercapai 13-16 gelas per hari. Boleh minum air dingin. Jangan minum teh dan kopi karena akan membuat sering kencing dan dehidrasi, apalagi jika dengan gula akan lebih berbahaya," kata dia.
Kemudian, kata dia, melakukan "GEMO", yakni gerakan minum oralit jika merasakan lemas dan banyak berkeringat.
"Lalu konsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung air seperti semangka, melon, pir, apel dan lain-lain," kata dia.
Selanjutnya, melakukan "GERAH", yakni gerakan menyemprot wajah jika kulit kemerahan atau kering.
"Kemudian hindari aktivitas luar rumah, kalau pun perlu, gunakan alat pelindung diri seperti payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembab kulit dan 'sunscreen'," katanya.
Kemudian gunakan masker medis untuk menjaga kelembaban saliran nafas, baju berwarna cerah untuk memantulkan cahaya dan alas kaki untuk mencegah luka atau melepuh.
Ia sekali lagi mengingatkan masyarakat untuk minum air putih minimal 200 cc per jam.
"Nah, untuk cegah kematian, berteduh dan segera bawa ke dokter jika suhu tubuh di atas normal (37,5 derajat), tekanan darah naik (pusing), denyut nadi diatasi normal > 100x per menit (berdebar-debar) atau bahkan pingsan," kata Ngabila.
Sebelumnya, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Albert Nahas pada Minggu (5/5) memprediksi Jakarta akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024 dan akan mencapai puncaknya pada Juni 2024.
Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi akan kembali dilanda polusi udara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024