Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) selama Januari hingga Juli 2025 telah menangani kebakaran lahan dan hutan (karhutla) seluas 21,86 hektare, sebagai gerak cepat BPBD mengantisipasi karhutla lebih luas selama musim kemarau di daerah itu.
"Saat ini kondisi cuaca sangat panas, sehingga diminta masyarakat untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau ini," kata Plt Kepala BPBD Kepulauan Babel Ari Primajaya di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan luas karhutla selama Januari hingga Juli 2025 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 21,86 hektare tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.
"Kejadian kebakaran lahan dan hutan hingga Juli tahun ini sebanyak 16 kali dan paling banyak terjadi terdapat di Bangka Barat dan Belitung Timur, karena hutan di dua kabupaten tersebut yang masih banyak," ujarnya.
Ia menyatakan karhutla ini tidak hanya dipicu kondisi cuaca yang cukup terik, tetapi juga kebiasaan masyarakat membuka lahan dengan membakar lahan tersebut.
"Masih ada masyarakat membuka lahan pertanian dan perkebunan dengan membakar, namun dalam proses pembakaran lahan tersebut masih dijaga para petani tersebut sehingga tidak dikategorikan sebagai bencana karhutla," katanya.
Menurut dia, meskipun pembakaran lahan untuk pertanian dan perkebunan ini tidak dikategorikan sebagai bencana karhutla, namun BPBD Kepulauan Babel tetap meminta masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan, karena potensi terjadinya kebakaran hutan lebih luas yang sangat tinggi.
"Kondisi cuaca panas disertai angin kencang ini sangat berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas, karena api sangat mudah menyebar semak belukar yang mengering dan sulit dikendalikan akibat tiupan angin kencang ini," katanya.
