Sebuah video yang tersebar melalui WhatsApp menyebutkan, saat ini beras beracun yang berasal dari China masif beredar di Indonesia.
Bahkan, peredaran beras tak layak konsumsi itu disebut mencapai satu juta ton di Tanah Air.
Konten serupa yang juga ditemukan di Facebook pada awal Mei 2024. Konten itu turut mengaitkan narasi beras beracun dari China dengan gangguan kesehatan yang dialami seorang warga di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Berikut isi narasinya:
"WASPADA BERAS BERACUN 1 JT TON DARI CHINA
Konsumsi Beras Sintetis, IRT di Bukittinggi Sakit Tenggorokan dan Pusing,".
Lalu, benarkah ada satu juta ton beras beracun dari China di Tanah Air?
Penjelasan:
Kominfo telah menyematkan status "disinformasi" pada video yang beredar di WhatsApp serta Facebook tersebut sejak 18 Oktober 2023.
Artinya, video dengan klaim beras beracun dari China itu, telah teridentifikasi sebagai konten bohong yang sengaja dihadirkan untuk membuat publik panik hingga merugi.
Fakta lainnya adalah barang yang dibongkar dari kapal, sebagaimana termuat di video tersebut, merupakan beras yang diimpor oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) dari Vietnam, bukan China.
Sementara itu, konten seorang wanita di Sumbar yang alami gangguan kesehatan akibat makan beras sintetis, ternyata tidak ada hubungannya dengan peredaran beras dari China di Indonesia. Berita aslinya dapat dilihat di YouTube resmi media ini.
Merujuk laporan ANTARA, Pemda Sumbar membenarkan adanya peredaran beras sintetis di wilayah Bukitinggi pada Oktober 2023.
Penemuan beras sintetis di Bukittinggi itu terungkap saat seorang warga bernama Dessi (30), curiga dengan beras yang dibelinya seharga Rp5.000 per kilogram.
"Berasnya aneh, berbeda dengan biasanya. Terlalu putih, cepat mengeras dan basi, serta juga berderai," kata Dessi.
Ia mengaku mengalami sakit komplikasi setelah mengonsumsi beras yang diduga sintetis itu. "Radang tenggorokan, pusing, dan demam tinggi, itu yang saya rasakan selama dua pekan setelah memakan beras ini," sebutnya.
Klaim: Beredar satu juta ton beras beracun dari China di Tanah Air
Rating: Disinformasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Bahkan, peredaran beras tak layak konsumsi itu disebut mencapai satu juta ton di Tanah Air.
Konten serupa yang juga ditemukan di Facebook pada awal Mei 2024. Konten itu turut mengaitkan narasi beras beracun dari China dengan gangguan kesehatan yang dialami seorang warga di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Berikut isi narasinya:
"WASPADA BERAS BERACUN 1 JT TON DARI CHINA
Konsumsi Beras Sintetis, IRT di Bukittinggi Sakit Tenggorokan dan Pusing,".
Lalu, benarkah ada satu juta ton beras beracun dari China di Tanah Air?
Penjelasan:
Kominfo telah menyematkan status "disinformasi" pada video yang beredar di WhatsApp serta Facebook tersebut sejak 18 Oktober 2023.
Artinya, video dengan klaim beras beracun dari China itu, telah teridentifikasi sebagai konten bohong yang sengaja dihadirkan untuk membuat publik panik hingga merugi.
Fakta lainnya adalah barang yang dibongkar dari kapal, sebagaimana termuat di video tersebut, merupakan beras yang diimpor oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) dari Vietnam, bukan China.
Sementara itu, konten seorang wanita di Sumbar yang alami gangguan kesehatan akibat makan beras sintetis, ternyata tidak ada hubungannya dengan peredaran beras dari China di Indonesia. Berita aslinya dapat dilihat di YouTube resmi media ini.
Merujuk laporan ANTARA, Pemda Sumbar membenarkan adanya peredaran beras sintetis di wilayah Bukitinggi pada Oktober 2023.
Penemuan beras sintetis di Bukittinggi itu terungkap saat seorang warga bernama Dessi (30), curiga dengan beras yang dibelinya seharga Rp5.000 per kilogram.
"Berasnya aneh, berbeda dengan biasanya. Terlalu putih, cepat mengeras dan basi, serta juga berderai," kata Dessi.
Ia mengaku mengalami sakit komplikasi setelah mengonsumsi beras yang diduga sintetis itu. "Radang tenggorokan, pusing, dan demam tinggi, itu yang saya rasakan selama dua pekan setelah memakan beras ini," sebutnya.
Klaim: Beredar satu juta ton beras beracun dari China di Tanah Air
Rating: Disinformasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024