Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di perbatasan Kabupaten Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur erupsi disertai luncuran awan panas pada Selasa pagi pukul 06.38 WIB.
"Gunung Semeru erupsi dan letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena gunung tertutup kabut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Selasa.
Menurutnya, visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut, namun erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 262 detik.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut erupsi lagi pada pukul 08.17 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 118 detik," katanya.
Sebelumnya Gunung Semeru erupsi pada Senin (20/5) pukul 19.15 WIB disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena visual tertutup kabut. Saat erupsi, tinggi kolom abu vulkanik Gunung Semeru tidak teramati dan erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 4 menit 8 detik.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan erupsi Gunung Semeru yang disertai luncuran awan panas pada Senin (20/5) malam dan Selasa pagi masih dalam kategori aman.
"Berdasarkan laporan petugas bahwa jarak luncur awan panas tersebut tidak dapat diketahui karena tertutup kabut, namun sejauh ini dipastikan masih aman dan terkendali karena jauh dari permukiman penduduk," katanya.
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer ari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Gunung Semeru erupsi dan letusan disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena gunung tertutup kabut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Selasa.
Menurutnya, visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut, namun erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 262 detik.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut erupsi lagi pada pukul 08.17 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 118 detik," katanya.
Sebelumnya Gunung Semeru erupsi pada Senin (20/5) pukul 19.15 WIB disertai awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui karena visual tertutup kabut. Saat erupsi, tinggi kolom abu vulkanik Gunung Semeru tidak teramati dan erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 4 menit 8 detik.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan erupsi Gunung Semeru yang disertai luncuran awan panas pada Senin (20/5) malam dan Selasa pagi masih dalam kategori aman.
"Berdasarkan laporan petugas bahwa jarak luncur awan panas tersebut tidak dapat diketahui karena tertutup kabut, namun sejauh ini dipastikan masih aman dan terkendali karena jauh dari permukiman penduduk," katanya.
Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer ari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024