Tim SAR gabungan menutup operasi pencarian terhadap nelayan Lubuk yang hilang di perairan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah.
"Berbagai upaya telah dilakukan Tim SAR gabungan dari hari pertama hingga hari ketujuh dalam melakukan upaya pencarian terhadap nelayan Lubuk yang sebelumnya pada 30 Juni dinyatakan lost contact di perairan fishing ground Lubuk Besar," kata Kepala Kansar Pangkalpinang I Made Oka Astawa, dalam siaran pers yang diterima di Pangkalpinang, Sabtu (6/7).
Ia mengatakan pencarian terhadap korban yang sudah diupayakan Bersama Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Rescuer Kansar PKP, Rescuer USS Toboali, ABK, Satpolairud Bangka Tengah, BPBD Bangka Tengah, Damkar, Laskar Sekaban, Tagana, Sakasar, kelompok masyarakat pengawas perikanan dan nelayan Lubuk Besar dinyatakan ditutup dan korban yang dinyatakan hilang akan terus dalam pemantauan hingga ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Sebelumnya, pada 2 Juli lalu, perahu korban berhasil ditemukan Tim SAR gabungan terapung-apung di perairan Rebo, Kabupaten Bangka. Namun pada saat pengecekan, perahu dalam keadaan kosong dan korban tidak ditemukan di sekitaran perahu. Kemudian perahu korban ditarik ke pantai tambak udang oleh Tim SAR gabungan.
Baca juga: SAR gabungan cari nelayan hilang kontak di perairan Lubuk Besar
Disisi lain, bahwa diatas perahu korban yang berhasil ditemukan Tim SAR gabungan terapung-apung di perairan Rebo tersebut minim terhadap alat keselamatan. Tidak adanya life jacket sebagai alat keselamatan di perairan menjadi salah satu faktor korban sulit di temukan, ditambah kondisi cuaca yang memburuk dan berubah-ubah selama proses pencarian terhadap korban menjadi kendala tim sar gabungan dalam melakukan pencarian terhadap korban.
Oka mengimbau kepada setiap orang yang melakukan aktivitas di perairan terutama kepada nelayan, untuk senantiasa melengkapi alat keselamatan terutama Life Jacket atau pelampung keselamatan untuk meminimalisir kecelakaan jika bekerja di atas kapal, mengingat resiko terhadap kesiapan perahu/kapal dan tantangan terhadap cuaca yang tidak dapat diprediksi bisa berubah-ubah secara cepat.
"Pencarian terhadap korban, pada hari ini resmi kami tutup dan akan kami lakukan pemantauan berkala serta apabila ada informasi tanda-tanda terhadap korban, maka operasi SAR akan kami buka Kembali dengan ciri-ciri target sesuai dengan korban yang dinyatakan hilang. Apabila masyarakat menemukan tanda-tanda terhadap korban, dapat melaporkan Kembali ke Kansar Pangkalpinang dengan menghubungi emergency Call 115 atau via telpon ke call center kansar pkp 0717-4261338 atau via wa di 0811-7810-115, "tutup Oka.
Sebelumnya korban bernama Ibnu Yahya (L/27), pada 29 Juni 2024 pukul 17.00 WIB Bersama ketiga rekannya berangkat dari pantai Lubuk menuju fishing ground perairan Lubuk Besar dengan menggunakan perahu masing-masing untuk mencari ikan.
Kemudian pada 30 Juni 2024 pukul 03.30 WIB. Cuaca di sekitar fishing ground perairan lubuk besar mengalami kondisi cuaca yang buruk disertai angin kencang. Tiga rekannya memilih untuk kembali ke pantai, namun satu perahu yang dibawa oleh korban tidak ikut kembali ke pantai.
Hingga pukul 05.00 WIB korban belum juga Kembali dan tidak bisa dihubungi. Mengetahui hal tersebut, ketiga rekan korban berusaha melakukan pencarian terhadap korban namun hingga sore hari pencarian terhadap korban tidak membuahkan hasil. Kemudian rekan korban melaporkan kejadian tersebut ke Kansar Pangkalpinang untuk meminta bantuan pencarian terhadap korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Berbagai upaya telah dilakukan Tim SAR gabungan dari hari pertama hingga hari ketujuh dalam melakukan upaya pencarian terhadap nelayan Lubuk yang sebelumnya pada 30 Juni dinyatakan lost contact di perairan fishing ground Lubuk Besar," kata Kepala Kansar Pangkalpinang I Made Oka Astawa, dalam siaran pers yang diterima di Pangkalpinang, Sabtu (6/7).
Ia mengatakan pencarian terhadap korban yang sudah diupayakan Bersama Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Rescuer Kansar PKP, Rescuer USS Toboali, ABK, Satpolairud Bangka Tengah, BPBD Bangka Tengah, Damkar, Laskar Sekaban, Tagana, Sakasar, kelompok masyarakat pengawas perikanan dan nelayan Lubuk Besar dinyatakan ditutup dan korban yang dinyatakan hilang akan terus dalam pemantauan hingga ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.
Sebelumnya, pada 2 Juli lalu, perahu korban berhasil ditemukan Tim SAR gabungan terapung-apung di perairan Rebo, Kabupaten Bangka. Namun pada saat pengecekan, perahu dalam keadaan kosong dan korban tidak ditemukan di sekitaran perahu. Kemudian perahu korban ditarik ke pantai tambak udang oleh Tim SAR gabungan.
Baca juga: SAR gabungan cari nelayan hilang kontak di perairan Lubuk Besar
Disisi lain, bahwa diatas perahu korban yang berhasil ditemukan Tim SAR gabungan terapung-apung di perairan Rebo tersebut minim terhadap alat keselamatan. Tidak adanya life jacket sebagai alat keselamatan di perairan menjadi salah satu faktor korban sulit di temukan, ditambah kondisi cuaca yang memburuk dan berubah-ubah selama proses pencarian terhadap korban menjadi kendala tim sar gabungan dalam melakukan pencarian terhadap korban.
Oka mengimbau kepada setiap orang yang melakukan aktivitas di perairan terutama kepada nelayan, untuk senantiasa melengkapi alat keselamatan terutama Life Jacket atau pelampung keselamatan untuk meminimalisir kecelakaan jika bekerja di atas kapal, mengingat resiko terhadap kesiapan perahu/kapal dan tantangan terhadap cuaca yang tidak dapat diprediksi bisa berubah-ubah secara cepat.
"Pencarian terhadap korban, pada hari ini resmi kami tutup dan akan kami lakukan pemantauan berkala serta apabila ada informasi tanda-tanda terhadap korban, maka operasi SAR akan kami buka Kembali dengan ciri-ciri target sesuai dengan korban yang dinyatakan hilang. Apabila masyarakat menemukan tanda-tanda terhadap korban, dapat melaporkan Kembali ke Kansar Pangkalpinang dengan menghubungi emergency Call 115 atau via telpon ke call center kansar pkp 0717-4261338 atau via wa di 0811-7810-115, "tutup Oka.
Sebelumnya korban bernama Ibnu Yahya (L/27), pada 29 Juni 2024 pukul 17.00 WIB Bersama ketiga rekannya berangkat dari pantai Lubuk menuju fishing ground perairan Lubuk Besar dengan menggunakan perahu masing-masing untuk mencari ikan.
Kemudian pada 30 Juni 2024 pukul 03.30 WIB. Cuaca di sekitar fishing ground perairan lubuk besar mengalami kondisi cuaca yang buruk disertai angin kencang. Tiga rekannya memilih untuk kembali ke pantai, namun satu perahu yang dibawa oleh korban tidak ikut kembali ke pantai.
Hingga pukul 05.00 WIB korban belum juga Kembali dan tidak bisa dihubungi. Mengetahui hal tersebut, ketiga rekan korban berusaha melakukan pencarian terhadap korban namun hingga sore hari pencarian terhadap korban tidak membuahkan hasil. Kemudian rekan korban melaporkan kejadian tersebut ke Kansar Pangkalpinang untuk meminta bantuan pencarian terhadap korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024