Dalam hitungan jam kick off Liga 1 musim 2024/2025 akan bergulir dengan pertandingan perdana yang mempertemukan sang juara Liga 1 Persib Bandung langsung berhadapan dengan jawara Liga 2 2023 PSBS Biak di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Bandung, Jumat (9/8).
Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini pernah menjadi momok bagi tim yang baru saja promosi.
Mereka yang menyimpan asa berbuat banyak usai euforia bersusah payah naik kasta dari Liga 2 menuju kasta tertinggi tapi harus menelan pil pahit kembali turun kasta di musim berikutnya karena tidak mampu bersaing dengan tim yang sudah lebih dulu bercokol di kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu.
Tim yang naik kelas ke Liga 1 dan kemudian tersungkur itu semisal RANS Nusantara FC yang memulai kompetisi dengan nama Cilegon United lalu diakuisisi Raffi Ahmad dan kawan-kawan berlaga di Liga 2 dan berhasil naik kasta bersama sang Juara Persis Solo dan Dewa United ke Liga 1 musim 2022/2023.
Pada musim kompetisi 2022/2023, perjalanan Rans FC dihadang kerasnya kenyataan berkompetisi di Liga 1 hingga mereka terjerembab di dasar klasemen di akhir kompetisi dengan 19 poin dari tiga kemenangan, 10 imbang dan 21 kekalahan dari 34 laga.
Hasil ini harusnya membuat mereka degradasi, tapi hal itu enggan terjadi karena kompetisi Liga 2 dihentikan akibat adanya tragedi Kanjuruhan Malang sehingga tidak ada tim yang promosi dan operator kompetisi tidak memberlakukan adanya degradasi di musim tersebut dan mereka pun tetap bisa berlaga di Liga 1 musim 2023/2024 meski berada di dasar klasemen.
Lalu memulai di musim berikutnya Liga 1 2023/2024, RANS FC harus bersusah payah untuk meraih hasil terbaik. Mereka tersangkut di peringkat ke-16 Liga 1 dengan meraih 8 kemenangan, 11 kali imbang dan 15 kekalahan dari 34 pertandingan yang mereka jalani dan membuat tim tersebut degradasi dari Liga 1 di musim ini.
Hal serupa juga pernah dialami Semen Padang FC. Tim berjuluk Kabau Sirah ini terdegradasi dari Liga 1 musim kompetisi 2017. Win Bernadino kala itu menjadi manajer tim mengarungi kompetisi di Liga 2 pada 2018 dengan tema bangkit akhirnya berhasil membawa tim ini lolos ke Liga 1 kembali di musim 2019. Tentu ini membuat asa pendukung Kabau Sirah untuk kembali menjalankan musim fantastis di Liga 1 musim depan.
Perjuangan Semen Padang di liga 1 nyatanya tidak sesuai dengan ekspektasi pendukung setia mereka. Setelah asa memuncak karena promosi lalu redup karena akhir musim tim yang mereka cintai terjerembab ke kasta kedua liga Indonesia.
Selain catatan negatif, ada juga tim promosi dari Liga 2 yang langsung melesat menjadi yang terbaik saat musim pertama mereka di Liga 1. Tiim promosi yang mencetak sejarah dan langsung menjadi jawara di musim perdananya, layaknya cerita di negeri dongeng yang menjadi kenyataan.
Mereka adalah Persik Kediri di musim kompetisi 2003 yang baru promosi langsung menjadi kampiun di musim pertamanya di kasta tertinggi sepak bola profesional.
Persik di musim 2003 yang dimanajeri Iwan Budianto menjadi tim kuat setelah berhasil meyakinkan sejumlah pemain bintang merapat ke tim yang berkandang di Stadion Brawijaya tersebut hingga menjadi kampiun di akhir musim.
Keajaiban tak sampai di sana, di musim selanjutnya ada juga Persebaya Surabaya di musim saat itu bernama Divisi Utama 2004 yang mana di tahun 2003 mereka berlaga di kasta kedua dengan nama Divisi I.
Usai promosi, tim Bajul Ijo diperkuat sejumlah bintang lapangan hijau seperti Danilo Fernando,Kurniawan Dwi Yulianto hingga Christian Carrasco membawa mereka menjadi kampiun di akhir kompetisi.
Sementara itu, di musim ini ada tiga tim berlabel tim promosi yakni sang juara Liga 2 PSBS Biak yang berjuluk Badai Pasifik. Kemudian Semen Padang FC dan peringkat ketiga Malut United.
Ketiga tim ini tampil menawan di kompetisi musim lalu tapi di musim ini tentu tak akan mudah mereka lalui. Selain lawan-lawan yang siap menggempur mereka habis-habisan, ada sejumlah regulasi yang akan membuat tim yang baru naik kelas ini harus menyesuaikan diri secara cepat.
Mulai dari regulasi delapan pemain asing yang bebas direkrut oleh masing-masing tim baik dari negara Asia maupun Non Asia dan hanya enam pemain asing yang bermain dalam starting eleven.
Regulasi ini menggantikan aturan musim sebelumnya yakni lima pemain asing ditambah satu pemain asing dari negara ASEAN. Regulasi ini tentu harus digunakan sebaik mungkin agar mereka bisa merekrut pemain asing berkualitas untuk bersaing di kompetisi yang ketat ini.
Selain itu, regulasi ini tentu membuat manajemen harus merogoh kocek agak dalam karena untuk mendatangkan pemain asing berkualitas membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen tim mengelola keuangan mereka untuk menghadapi kompetisi.
Setelah itu adanya penggunaan Video Assisstan Referre (VAR) yang akan diterapkan di musim kompetisi 2024 setelah adanya percobaan di musim lalu. Regulasi ini juga membuat tim promosi harus beradaptasi karena di musim lalu mereka tidak menggunakan aturan ini tentu ini akan menyulitkan sehingga mereka harus menyesuaikan diri secepat mungkin.
Tidak sedikit tim yang kagok dengan penerapan teknologi sepakbola ini bahkan ada ucapan VAR merusak keindahan sepakbola. Tapi mau tidak mau mereka harus siap dan seluruh tim yang bertanding akan menerapkan ini.
Kemudian regulasi setiap tim wajib memainkan satu pemain berusia di bawah 23 tahun selama 45 menit pertama dan ini akan membuat seluruh tim peserta Liga 1 menyiapkan pemain muda terbaik mereka agar tidak menjadi sasaran empuk bagi tim lawan yang memiliki pemain muda dengan grade A.
Percaya diri
Tiga tim promosi tampak percaya diri menyongsong kompetisi Liga 1 2024 dan sudah memoles tim mereka sebaik mungkin untuk bersaing bahkan menjadi yang terbaik.
Mereka berburu pemain serta pelatih dengan nama mentereng agar mampu bersaing dengan 15 tim lainnya di musim ini. Ketiga tim ini sudah membentuk kerangka tim dan mengontrak pemain asing serta pemain lokal sesuai kebutuhan mereka mencapai target di akhir musim.
Sang juara Liga 2 PSBS Biak sudah merekrut tujuh pemain asing dengan nilai pasaran yang fantastis yang siap membuat mereka berbicara banyak di kompetisi ini. Mulai dariJulian Velazquez, Jonata Machado, Williams Lugo, Takuya Matsunaga, Alexsandro Ferreira, Gabriel Ezparza dan Abel Arganaraz.
Selain itu ada nama beken seperti Beto Goncalves, Vendry Mofu, Otavio Dutra, Fabio Beltrame hingga Todd Ferre yang siap mewarnai kompetisi musim ini. Mereka juga meminang pelatih asing berkebangsaan Argentina Juan Esnáider sebagai peramu taktik tim asal tanah Papua di Liga 1 musim ini.
Semen Padang tak ketinggalan. Mereka berburu pemain dan sudah delapan pemain asing yang mereka rekrut mulai dari jebolan akademi Manchester United Charlie Scott, Jan Carlos Vargas, Tin Martic, Cornelius Stewart, Bruno Dybal, Ryohei Michibuchi.
Serta dua pemain asing mereka saat berlaga di liga 2 yakni Kenneth Ngwoke, dan Kim Ming Gyu. Selain itu ada nama Bayu Gatra, Muhammad Iqbal dan lainnya yang dipercaya pelatih kepala Hendri Susilo dalam menciptakan tim terbaik.
Selanjutnya Maluku United yang membuat kejutan berhasil promosi, mereka langsung melakukan langkah gesit dan tangkas membenahi tim dengan merekrut tujuh pemain asing mulai dari Tatsuro Nagamatsu, Wbeymar Angulo, Adriano Castanheira, Cassio Fernando Scheid, Diego Martinez, Jorge Ivan Correa, dan Victor Mansaray.
Selain itu mantan punggawa Timnas Indonesia juga tercatat membela tim asuhan Imran Nahumarury ini seperti Alwi Selamat, Manahati Letusen, Frets Butuan, Ilham Udin dan lainnya.
Ketiga tim promosi ini memperlihatkan kesungguhan mereka dalam menghadapi Liga 1, selain merogoh kocek yang dalam mereka juga melakukan pembenahan agar tim yang berdarah-darah lolos ke Liga 1 di musim lalu mampu berbicara banyak di musim ini.
Hal itu terlihat dari deretan nama pemain asing yang mereka rekrut ada yang bernilai wah, ada juga pemain berkelas yang belum pernah merumput di Indonesia lalu diboyong. Semua upaya itu akan terlihat saat mereka menjalani kompetisi Liga 1 yang memang butuh tantangan, konsentrasi tinggi serta nafas panjang bagi tim pesertanya.
Konsisten
Dalam kompetisi panjang yang akan dimulai 9 Agustus 2024 hingga 25 Mei 2025 tentu membutuhkan nafas panjang agar upaya yang dilakukan di awal musim mampu menjaga tim promosi tetap bertahan di kompetisi ini.
Konsistensi menjadi kata yang harus mereka miliki agar setiap laga yang dijalani mampu mendulang poin untuk mengamankan posisi jauh dari zona degradasi bahkan menorehkan prestasi di musim ini. Hal itu tentu bukan perkara mudah karena tidak sedikit tim yang berganti pelatih karena hasil yang dicapai tak sesuai dengan kenyataan.
Manajemen atau suporter yang kurang puas dengan hasil yang dicapai tim bisa saja menjungkalkan pelatih dari kursinya sebagai nakhoda tim, bahkan bisa terjadi sebelum jeda kompetisi. Kompetisi yang panjang juga membuat pemain menjadi rentan cedera karena rapatnya jadwal serta jarak perjalanan yang jauh harus ditempuh dari satu kota ke kota lain membutuhkan stamina yang tinggi.
Tim dari Padang misalnya bisa berlaga menembus perjalanan udara yang panjang dan melelahkan untuk bertandang ke Papua jika PSBS memilih stadion di Jayapura sebagai home base mereka.
Begitu juga sebaliknya jika Stadion Haji Agus Salim di Kota Padang dapat menghelat pertandingan maka ini akan membuat tim PSBS harus melalui jalan panjang bertandang ke Ranah Minang.
Kemudian kekompakan tim menjadi kunci tersendiri agar tim mampu mengeluarkan potensi terbaik yang mereka miliki dan berbagai faktor bisa menjadi perekat dan juga tak sedikit keharmonisan antar pemain dalam satu tim rusak saat kompetisi bergulir.
Besar harapan tiga tim ini mampu berbicara banyak di kompetisi musim ini, bukan hanya numpang lewat.
Main di Liga 1 dan terjerembab langsung ke Liga 2 tentu buka ide yang bagus. Seluruh tim tentu sudah mempersiapkan diri menyongsong kompetisi untuk menjadi yang terbaik dan menghindarkan diri dari zona terlarang yang membawa mereka ke kasta yang lebih rendah.
Hanya tim yang paling mampu konsisten mendulang poin sempurnalah di setiap laga yang akan keluar sebagai juara Liga 1 di ujung kompetisi nantinya.
Hanya waktu yang dapat menjawab nasib tiga tim ini hingga laga terakhir mereka mainkan. Terjerembab, bertahan atau malah jadi kampiun dengan mengulang cerita negeri dongeng yang pernah ditorehkan Persik Kediri dan Persebaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini pernah menjadi momok bagi tim yang baru saja promosi.
Mereka yang menyimpan asa berbuat banyak usai euforia bersusah payah naik kasta dari Liga 2 menuju kasta tertinggi tapi harus menelan pil pahit kembali turun kasta di musim berikutnya karena tidak mampu bersaing dengan tim yang sudah lebih dulu bercokol di kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu.
Tim yang naik kelas ke Liga 1 dan kemudian tersungkur itu semisal RANS Nusantara FC yang memulai kompetisi dengan nama Cilegon United lalu diakuisisi Raffi Ahmad dan kawan-kawan berlaga di Liga 2 dan berhasil naik kasta bersama sang Juara Persis Solo dan Dewa United ke Liga 1 musim 2022/2023.
Pada musim kompetisi 2022/2023, perjalanan Rans FC dihadang kerasnya kenyataan berkompetisi di Liga 1 hingga mereka terjerembab di dasar klasemen di akhir kompetisi dengan 19 poin dari tiga kemenangan, 10 imbang dan 21 kekalahan dari 34 laga.
Hasil ini harusnya membuat mereka degradasi, tapi hal itu enggan terjadi karena kompetisi Liga 2 dihentikan akibat adanya tragedi Kanjuruhan Malang sehingga tidak ada tim yang promosi dan operator kompetisi tidak memberlakukan adanya degradasi di musim tersebut dan mereka pun tetap bisa berlaga di Liga 1 musim 2023/2024 meski berada di dasar klasemen.
Lalu memulai di musim berikutnya Liga 1 2023/2024, RANS FC harus bersusah payah untuk meraih hasil terbaik. Mereka tersangkut di peringkat ke-16 Liga 1 dengan meraih 8 kemenangan, 11 kali imbang dan 15 kekalahan dari 34 pertandingan yang mereka jalani dan membuat tim tersebut degradasi dari Liga 1 di musim ini.
Hal serupa juga pernah dialami Semen Padang FC. Tim berjuluk Kabau Sirah ini terdegradasi dari Liga 1 musim kompetisi 2017. Win Bernadino kala itu menjadi manajer tim mengarungi kompetisi di Liga 2 pada 2018 dengan tema bangkit akhirnya berhasil membawa tim ini lolos ke Liga 1 kembali di musim 2019. Tentu ini membuat asa pendukung Kabau Sirah untuk kembali menjalankan musim fantastis di Liga 1 musim depan.
Perjuangan Semen Padang di liga 1 nyatanya tidak sesuai dengan ekspektasi pendukung setia mereka. Setelah asa memuncak karena promosi lalu redup karena akhir musim tim yang mereka cintai terjerembab ke kasta kedua liga Indonesia.
Selain catatan negatif, ada juga tim promosi dari Liga 2 yang langsung melesat menjadi yang terbaik saat musim pertama mereka di Liga 1. Tiim promosi yang mencetak sejarah dan langsung menjadi jawara di musim perdananya, layaknya cerita di negeri dongeng yang menjadi kenyataan.
Mereka adalah Persik Kediri di musim kompetisi 2003 yang baru promosi langsung menjadi kampiun di musim pertamanya di kasta tertinggi sepak bola profesional.
Persik di musim 2003 yang dimanajeri Iwan Budianto menjadi tim kuat setelah berhasil meyakinkan sejumlah pemain bintang merapat ke tim yang berkandang di Stadion Brawijaya tersebut hingga menjadi kampiun di akhir musim.
Keajaiban tak sampai di sana, di musim selanjutnya ada juga Persebaya Surabaya di musim saat itu bernama Divisi Utama 2004 yang mana di tahun 2003 mereka berlaga di kasta kedua dengan nama Divisi I.
Usai promosi, tim Bajul Ijo diperkuat sejumlah bintang lapangan hijau seperti Danilo Fernando,Kurniawan Dwi Yulianto hingga Christian Carrasco membawa mereka menjadi kampiun di akhir kompetisi.
Sementara itu, di musim ini ada tiga tim berlabel tim promosi yakni sang juara Liga 2 PSBS Biak yang berjuluk Badai Pasifik. Kemudian Semen Padang FC dan peringkat ketiga Malut United.
Ketiga tim ini tampil menawan di kompetisi musim lalu tapi di musim ini tentu tak akan mudah mereka lalui. Selain lawan-lawan yang siap menggempur mereka habis-habisan, ada sejumlah regulasi yang akan membuat tim yang baru naik kelas ini harus menyesuaikan diri secara cepat.
Mulai dari regulasi delapan pemain asing yang bebas direkrut oleh masing-masing tim baik dari negara Asia maupun Non Asia dan hanya enam pemain asing yang bermain dalam starting eleven.
Regulasi ini menggantikan aturan musim sebelumnya yakni lima pemain asing ditambah satu pemain asing dari negara ASEAN. Regulasi ini tentu harus digunakan sebaik mungkin agar mereka bisa merekrut pemain asing berkualitas untuk bersaing di kompetisi yang ketat ini.
Selain itu, regulasi ini tentu membuat manajemen harus merogoh kocek agak dalam karena untuk mendatangkan pemain asing berkualitas membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen tim mengelola keuangan mereka untuk menghadapi kompetisi.
Setelah itu adanya penggunaan Video Assisstan Referre (VAR) yang akan diterapkan di musim kompetisi 2024 setelah adanya percobaan di musim lalu. Regulasi ini juga membuat tim promosi harus beradaptasi karena di musim lalu mereka tidak menggunakan aturan ini tentu ini akan menyulitkan sehingga mereka harus menyesuaikan diri secepat mungkin.
Tidak sedikit tim yang kagok dengan penerapan teknologi sepakbola ini bahkan ada ucapan VAR merusak keindahan sepakbola. Tapi mau tidak mau mereka harus siap dan seluruh tim yang bertanding akan menerapkan ini.
Kemudian regulasi setiap tim wajib memainkan satu pemain berusia di bawah 23 tahun selama 45 menit pertama dan ini akan membuat seluruh tim peserta Liga 1 menyiapkan pemain muda terbaik mereka agar tidak menjadi sasaran empuk bagi tim lawan yang memiliki pemain muda dengan grade A.
Percaya diri
Tiga tim promosi tampak percaya diri menyongsong kompetisi Liga 1 2024 dan sudah memoles tim mereka sebaik mungkin untuk bersaing bahkan menjadi yang terbaik.
Mereka berburu pemain serta pelatih dengan nama mentereng agar mampu bersaing dengan 15 tim lainnya di musim ini. Ketiga tim ini sudah membentuk kerangka tim dan mengontrak pemain asing serta pemain lokal sesuai kebutuhan mereka mencapai target di akhir musim.
Sang juara Liga 2 PSBS Biak sudah merekrut tujuh pemain asing dengan nilai pasaran yang fantastis yang siap membuat mereka berbicara banyak di kompetisi ini. Mulai dariJulian Velazquez, Jonata Machado, Williams Lugo, Takuya Matsunaga, Alexsandro Ferreira, Gabriel Ezparza dan Abel Arganaraz.
Selain itu ada nama beken seperti Beto Goncalves, Vendry Mofu, Otavio Dutra, Fabio Beltrame hingga Todd Ferre yang siap mewarnai kompetisi musim ini. Mereka juga meminang pelatih asing berkebangsaan Argentina Juan Esnáider sebagai peramu taktik tim asal tanah Papua di Liga 1 musim ini.
Semen Padang tak ketinggalan. Mereka berburu pemain dan sudah delapan pemain asing yang mereka rekrut mulai dari jebolan akademi Manchester United Charlie Scott, Jan Carlos Vargas, Tin Martic, Cornelius Stewart, Bruno Dybal, Ryohei Michibuchi.
Serta dua pemain asing mereka saat berlaga di liga 2 yakni Kenneth Ngwoke, dan Kim Ming Gyu. Selain itu ada nama Bayu Gatra, Muhammad Iqbal dan lainnya yang dipercaya pelatih kepala Hendri Susilo dalam menciptakan tim terbaik.
Selanjutnya Maluku United yang membuat kejutan berhasil promosi, mereka langsung melakukan langkah gesit dan tangkas membenahi tim dengan merekrut tujuh pemain asing mulai dari Tatsuro Nagamatsu, Wbeymar Angulo, Adriano Castanheira, Cassio Fernando Scheid, Diego Martinez, Jorge Ivan Correa, dan Victor Mansaray.
Selain itu mantan punggawa Timnas Indonesia juga tercatat membela tim asuhan Imran Nahumarury ini seperti Alwi Selamat, Manahati Letusen, Frets Butuan, Ilham Udin dan lainnya.
Ketiga tim promosi ini memperlihatkan kesungguhan mereka dalam menghadapi Liga 1, selain merogoh kocek yang dalam mereka juga melakukan pembenahan agar tim yang berdarah-darah lolos ke Liga 1 di musim lalu mampu berbicara banyak di musim ini.
Hal itu terlihat dari deretan nama pemain asing yang mereka rekrut ada yang bernilai wah, ada juga pemain berkelas yang belum pernah merumput di Indonesia lalu diboyong. Semua upaya itu akan terlihat saat mereka menjalani kompetisi Liga 1 yang memang butuh tantangan, konsentrasi tinggi serta nafas panjang bagi tim pesertanya.
Konsisten
Dalam kompetisi panjang yang akan dimulai 9 Agustus 2024 hingga 25 Mei 2025 tentu membutuhkan nafas panjang agar upaya yang dilakukan di awal musim mampu menjaga tim promosi tetap bertahan di kompetisi ini.
Konsistensi menjadi kata yang harus mereka miliki agar setiap laga yang dijalani mampu mendulang poin untuk mengamankan posisi jauh dari zona degradasi bahkan menorehkan prestasi di musim ini. Hal itu tentu bukan perkara mudah karena tidak sedikit tim yang berganti pelatih karena hasil yang dicapai tak sesuai dengan kenyataan.
Manajemen atau suporter yang kurang puas dengan hasil yang dicapai tim bisa saja menjungkalkan pelatih dari kursinya sebagai nakhoda tim, bahkan bisa terjadi sebelum jeda kompetisi. Kompetisi yang panjang juga membuat pemain menjadi rentan cedera karena rapatnya jadwal serta jarak perjalanan yang jauh harus ditempuh dari satu kota ke kota lain membutuhkan stamina yang tinggi.
Tim dari Padang misalnya bisa berlaga menembus perjalanan udara yang panjang dan melelahkan untuk bertandang ke Papua jika PSBS memilih stadion di Jayapura sebagai home base mereka.
Begitu juga sebaliknya jika Stadion Haji Agus Salim di Kota Padang dapat menghelat pertandingan maka ini akan membuat tim PSBS harus melalui jalan panjang bertandang ke Ranah Minang.
Kemudian kekompakan tim menjadi kunci tersendiri agar tim mampu mengeluarkan potensi terbaik yang mereka miliki dan berbagai faktor bisa menjadi perekat dan juga tak sedikit keharmonisan antar pemain dalam satu tim rusak saat kompetisi bergulir.
Besar harapan tiga tim ini mampu berbicara banyak di kompetisi musim ini, bukan hanya numpang lewat.
Main di Liga 1 dan terjerembab langsung ke Liga 2 tentu buka ide yang bagus. Seluruh tim tentu sudah mempersiapkan diri menyongsong kompetisi untuk menjadi yang terbaik dan menghindarkan diri dari zona terlarang yang membawa mereka ke kasta yang lebih rendah.
Hanya tim yang paling mampu konsisten mendulang poin sempurnalah di setiap laga yang akan keluar sebagai juara Liga 1 di ujung kompetisi nantinya.
Hanya waktu yang dapat menjawab nasib tiga tim ini hingga laga terakhir mereka mainkan. Terjerembab, bertahan atau malah jadi kampiun dengan mengulang cerita negeri dongeng yang pernah ditorehkan Persik Kediri dan Persebaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024