Jumlah korban tewas sejak dimulainya serangan Ukraina ke wilayah Kursk Rusia meningkat menjadi 17, menurut keterangan otoritas setempat kepada media pemerintah pada Selasa (20/8).

"Menurut data terbaru, 17 orang tewas akibat serangan Angkatan Bersenjata Ukraina." lapor kantor berita Pemerintah Rusia TASS, mengutip sumber dari layanan medis negara tersebut.

Laporan tersebut selanjutnya mengatakan bahwa di antara lebih dari 140 korban luka, 74 orang dirawat di rumah sakit, termasuk empat anak-anak.

Gubernur Kursk Alexey Smirnov sebelumnya mengatakan 12 orang tewas di wilayah tersebut dan 121 lainnya terluka.

Serangan Kiev di Kursk dimulai pada malam 5-6 Agustus, ketika pasukan mereka memasuki wilayah perbatasan dekat kota Sudzha, sekitar 10 kilometer (6,2 mil) dari perbatasan Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Kiev melakukan "provokasi skala besar" dan "penembakan tanpa pandang bulu," dan mendefinisikan serangan tersebut sebagai "serangan teroris."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakui bahwa itu adalah "operasi" oleh pasukan Ukraina beberapa hari kemudian, dengan menyebutkan bahwa tujuan dari serangan itu adalah untuk menciptakan "daerah penyangga" terhadap serangan Rusia.

Pada Senin (19/8), Zelenskyy mengklaim bahwa Ukraina telah merebut wilayah seluas 1.250 kilometer persegi dan 92 permukiman di Kursk sejak dimulainya serangan. Rusia belum mengomentari klaim tersebut.

Di tempat lain, Smirnov sebelumnya menyatakan bahwa 121 ribu penduduk wilayah tersebut telah dievakuasi, dengan 59 ribu lainnya bersiap untuk melakukan hal yang sama.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024