Perintah evakuasi Israel telah memaksa sekitar 250.000 warga sipil Palestina meninggalkan lingkungan mereka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah yang sebelumnya ditetapkan sebagai wilayah kemanusiaan oleh militer Israel.
“Perintah evakuasi baru telah menciptakan tragedi baru dan memperdalam penderitaan warga Deir al-Balah,” kata kantor pemerintahan kotamadya setempat dalam sebuah pernyataan, Senin (26/8).
Tentara Israel pada Minggu (25/8) meminta warga Palestina untuk mengevakuasi wilayah timur Deir al-Balah di Gaza tengah yang menurut kantor tersebut merupakan rumah bagi sekitar setengah dari populasi Gaza.
Selain menyebabkan sekitar 250.000 orang mengungsi secara paksa, perintah evakuasi Israel tersebut membuat 25 tempat penampungan tidak dapat digunakan.
Sebanyak empat sumur air baru juga terpaksa tidak dapat digunakan karena serangan Israel di wilayah tersebut. Secara total, sumur yang tidak beroperasi telah mencapai 14 sumur yang digunakan untuk menyuplai air bagi sekitar 70 persen penduduk kota.
“Ini akan memperburuk kondisi warga dan menyulitkan mereka mengakses air,” kantor tersebut memperingatkan.
Kantor pemerintah kotamadya mengingatkan bahwa perintah evakuasi Israel juga mengancam reservoir air utama di kota tersebut yang merupakan satu-satunya reservoir yang tersisa setelah dua reservoir lainnya tidak berfungsi karena serangan Israel.
Adapun Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric mengingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh perintah evakuasi Israel terhadap penduduk dan warga sipil yang mengungsi di Gaza.
Menurut data PBB, 9 dari 10 orang yang tinggal di Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.
Kantor media pemerintah Gaza mengatakan pada pekan lalu bahwa tentara Israel mengurung sekitar 1,7 juta warga Palestina yang mengungsi di ruang sempit yang luasnya tidak melebihi sepersepuluh dari total luas wilayah kantong tersebut.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
“Perintah evakuasi baru telah menciptakan tragedi baru dan memperdalam penderitaan warga Deir al-Balah,” kata kantor pemerintahan kotamadya setempat dalam sebuah pernyataan, Senin (26/8).
Tentara Israel pada Minggu (25/8) meminta warga Palestina untuk mengevakuasi wilayah timur Deir al-Balah di Gaza tengah yang menurut kantor tersebut merupakan rumah bagi sekitar setengah dari populasi Gaza.
Selain menyebabkan sekitar 250.000 orang mengungsi secara paksa, perintah evakuasi Israel tersebut membuat 25 tempat penampungan tidak dapat digunakan.
Sebanyak empat sumur air baru juga terpaksa tidak dapat digunakan karena serangan Israel di wilayah tersebut. Secara total, sumur yang tidak beroperasi telah mencapai 14 sumur yang digunakan untuk menyuplai air bagi sekitar 70 persen penduduk kota.
“Ini akan memperburuk kondisi warga dan menyulitkan mereka mengakses air,” kantor tersebut memperingatkan.
Kantor pemerintah kotamadya mengingatkan bahwa perintah evakuasi Israel juga mengancam reservoir air utama di kota tersebut yang merupakan satu-satunya reservoir yang tersisa setelah dua reservoir lainnya tidak berfungsi karena serangan Israel.
Adapun Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric mengingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh perintah evakuasi Israel terhadap penduduk dan warga sipil yang mengungsi di Gaza.
Menurut data PBB, 9 dari 10 orang yang tinggal di Gaza terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.
Kantor media pemerintah Gaza mengatakan pada pekan lalu bahwa tentara Israel mengurung sekitar 1,7 juta warga Palestina yang mengungsi di ruang sempit yang luasnya tidak melebihi sepersepuluh dari total luas wilayah kantong tersebut.
Sumber : Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024