Markas PBB, New York (ANTARA) - Otoritas Israel pada Selasa (17/12) menolak tiga misi bantuan yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke sejumlah daerah yang terkepung di Gaza Utara.
Penolakan itu menambah jumlah misi yang diblokir oleh Israel sebelumnya, yang sudah mencapai 38 misi pada bulan ini, demikian dikatakan para pegiat kemanusiaan PBB.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa Israel menghalangi dua misi tambahan yang direncanakan akan membawa makanan dan air ke kegubernuran tersebut antara 1 hingga 16 Desember.
"Misi bantuan yang dipimpin PBB ke Kegubernuran Gaza Utara terus mendapat penolakan yang luar biasa, terutama mereka yang ingin menjangkau daerah-daerah yang terkepung di Beit Lahiya, Beit Hanoun, dan beberapa bagian dari Jabalya," ujar OCHA.
OCHA mengatakan warga sipil yang masih bertahan selama pengepungan harus dilindungi dan kebutuhan esensial mereka harus dipenuhi. Otoritas Israel harus memfasilitasi upaya PBB dan mitra kemanusiaan, yang telah berusaha mengirimkan makanan, air, bantuan kesehatan, dan berbagai bantuan penting lainnya.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan selama sepekan terakhir, empat misi lain yang berencana mencapai rumah sakit tersebut ditolak secara sewenang-wenang, termasuk juga upaya untuk mengirim kembali tim medis darurat internasional. Tim itu terpaksa meninggalkan rumah sakit tersebut secara mandiri 11 hari yang lalu karena adanya pertempuran.
Dalam sebuah unggahan di X, yang sebelumnya bernama Twitter, ia mengatakan tim yang mencapai Kamal Adwan pada Sabtu dapat mengirimkan 5.000 liter bahan bakar, makanan, dan obat-obatan serta memindahkan tiga pasien dan enam pendamping ke Rumah Sakit Al Shifa. Namun, pertempuran masih terus berlanjut di sekitar Kamal Adwan, dan sejumlah serangan baru-baru ini menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada pasokan oksigen dan generator rumah sakit itu.
"Kami mendesak adanya perlindungan terhadap layanan kesehatan dan agar malapetaka ini dihentikan! Gencatan senjata!" kata kepala WHO.