Tim Dayung Jelajah Nusantara (DJN) Wanadri "Belitong Sea Kayak Expedition" menyaksikan penampilan kesenian Dul Mulok, Desa Kembiri, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (1/8) malam.

Kepala Desa Kembiri, Bustami di Kembiri, Membalong, Minggu mengatakan penampilan kesenian "Dul Mulok" ini ditampilkan guna menyambut kedatangan tim DJN Wanadri "Belitong Sea Kayak Expedition 2024" di desanya.

"Selamat datang kami ucapkan dan terima kasih telah berkunjung ke Desa Kembiri," katanya.

Ia mengatakan, kesenian"Dul Mulok" ditampilkan oleh anak-anak SD Negeri 19 Membalong yang telah mempersiapkan penampilannya sejak sore hari.

"Mohon maaf apabila dalam penyambutan ini dilakukan sangat sederhana dan terdapat kekurangan," ujarnya.

Bustami menambahkan, Desa Kembiri terdiri dari dua dusun yakni Dusun Kembiri dan Air Gede yang seluruhnya terdapat 19 RT dan sembilan RW dengan luas wilayah mencapai 14.080 hektare.

"Kemudian di Desa Kembiri terdapat sebanyak 2.786 jumlah jiwa dan 1.121 Kepala Keluarga (KK)," katanya.

Ia menyampaikan permintaan maaf apabila dalam penyambutan ini terdapat kekurangan dan dilakukan dengan sederhana.

"Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada tim DJN Wanadri yang sudah berkunjung ke Desa Kembiri," ujarnya.

Ketua Harian Ekspedisi DJN Wanadri Belitung 2024, Priyo Utomo Laksono di Membalong, Minggu mengatakan selama 15 hari perjalanan tentunya banyak tantangan yang harus mereka lewati. 

Ia mengemukakan, salah satu tantangannya adalah menghadapi kondisi angin timur yang cukup kencang.

"Musim tenangnya Belitung itu di Mei dan Juni seharusnya tetapi karena kami jalan di akhir Agustus ini maka harus berhadapan dengan angin timur," katanya.

Menurut Priyo, kondisi angin timur yang kencang membuat perjalanan mereka sedikit terganggu.

"Dibandingkan perjalanan kami di Flores pada 2023 lalu, per harinya kami mungkin hanya menempuh setengahnya, karena kami harus melawan angin timur di Belitung," ujarnya.

Namun dirinya bersyukur dalam perjalanan ekspedisinya mereka banyak dibantu oleh para nelayan untuk mendarat dan bermalam di pesisir pantai.

"Luar biasanya karena perjalanan kami menggunakan kayak, sehingga kami bisa mendarat di tempat-tempat yang sulit dijangkau dengan kapal besar dan kendaraan darat, jadi kami mendarat di tempat-tempat yang luar biasa menarik, situs-situs geosite seperti di pantai Batu Bedi, jadi sangat luar biasa dan indah sekali pendaratannya, kemudian di Burung Mandi dan juga pantai Punai," katanya. 

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024