Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung dalam kepatuhan pengobatan anak.

Kepatuhan pengobatan adalah tingkat kesediaan dan juga sejauh mana upaya dan perilaku seorang anak dalam mematuhi instruksi, aturan atau anjuran medis yang diberikan oleh seorang dokter atau profesional kesehatan lainnya untuk menunjang kesembuhan anak dalam pengobatan. 

Tingkat pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan sikap perilaku yang positif bagi setiap orang. 

Peran edukasi orang tua sangat krusial dalam meningkatkan tingkat kepatuhan anak minum obat. Anak-anak sering kali belum memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya minum obat secara teratur dan sesuai dosis. Oleh karena itu, orang tua menjadi perantara utama yang memastikan bahwa anak-anak mengikuti anjuran medis. Edukasi orang tua dapat mencakup pengetahuan tentang manfaat obat, efek samping, serta konsekuensi dari ketidakpatuhan.

Ketika orang tua paham akan pentingnya obat bagi kesembuhan anak, mereka lebih cenderung membentuk strategi yang efektif untuk memastikan anak minum obat dengan tepat. Misalnya, mereka dapat menciptakan rutinitas yang konsisten, menggunakan teknik persuasi yang lembut, atau bahkan memberikan penjelasan yang sederhana namun jelas kepada anak tentang pentingnya minum obat. Selain itu, orang tua yang teredukasi juga lebih mampu mengatasi kekhawatiran atau ketakutan anak terkait minum obat, seperti rasa yang tidak enak atau ketakutan terhadap jarum suntik.

Semakin baik pengetahuan orang tua tentang obat dan pengobatan, semakin tinggi pula kemungkinan anak mematuhi jadwal minum obat. Edukasi ini bisa diperoleh melalui konsultasi dengan dokter, membaca literatur kesehatan, atau mengikuti program-program edukasi kesehatan yang disediakan oleh rumah sakit atau klinik. 

Peran edukasi orang tua dalam memastikan kepatuhan anak minum obat sangat penting dan multifaset. Kepatuhan anak terhadap jadwal minum obat bergantung tidak hanya pada disiplin yang diterapkan, tetapi juga pada pemahaman orang tua tentang pengobatan dan keterampilan mereka dalam menyampaikannya kepada anak. Berikut adalah rincian tentang bagaimana edukasi orang tua memengaruhi tingkat kepatuhan anak minum obat:

1. Pemahaman Orang Tua tentang Obat dan Pengobatan
Orang tua yang teredukasi tentang jenis obat yang diberikan kepada anak, manfaat, cara kerja, dan potensi efek sampingnya, lebih mampu membuat keputusan yang tepat dan menjaga konsistensi pengobatan. Pemahaman ini mencakup tidak hanya pengetahuan dasar tentang pengobatan, tetapi juga tentang dosis yang benar dan waktu yang tepat untuk meminum obat. Dengan edukasi yang baik, orang tua dapat menghindari kesalahan pemberian obat dan lebih disiplin dalam memastikan bahwa anaknya mengikuti jadwal yang ditetapkan dokter.

Sebagai contoh, jika orang tua memahami bahwa ketidakpatuhan terhadap pemberian antibiotik dapat menyebabkan resistensi antibiotik, mereka akan lebih termotivasi untuk memastikan anak menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan, meskipun anak terlihat sudah sembuh. Pengetahuan ini juga memungkinkan orang tua untuk menjelaskan pentingnya obat kepada anak dengan cara yang sederhana namun efektif, meningkatkan kemungkinan anak memahami dan menerima pengobatan dengan lebih baik.

2. Kemampuan Orang Tua Menyampaikan Informasi kepada Anak
Setiap anak berbeda dalam hal kematangan emosional dan pemahaman kognitif. Orang tua yang teredukasi memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi tentang pengobatan dengan cara yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Misalnya, untuk anak kecil, orang tua mungkin menjelaskan bahwa obat akan membantu mereka merasa lebih baik, dengan cara yang bersifat naratif atau berbasis permainan. Untuk anak yang lebih besar, pendekatan rasional dan diskusi tentang pentingnya kesehatan mungkin lebih efektif.

Edukasi juga membantu orang tua untuk mengetahui cara mengatasi resistensi anak terhadap minum obat, seperti rasa tidak enak, ketakutan, atau rasa sakit. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang teknik persuasi atau pengelolaan stres dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan kooperatif saat minum obat.

3. Pencegahan dan Penanganan Efek Samping
Salah satu faktor yang sering menghalangi kepatuhan anak minum obat adalah efek samping yang mungkin dirasakan, seperti mual, pusing, atau rasa tidak nyaman lainnya. Orang tua yang memahami potensi efek samping obat bisa lebih siap untuk mengantisipasi dan menanganinya. Mereka bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencari solusi, seperti memberikan obat saat anak makan untuk mengurangi mual atau meminta alternatif jika rasa obat terlalu tidak enak bagi anak.

Ketika orang tua terinformasi tentang langkah-langkah untuk mengurangi efek samping atau ketidaknyamanan, mereka dapat meyakinkan anak bahwa minum obat adalah langkah penting meskipun mungkin tidak selalu menyenangkan. Edukasi juga memungkinkan orang tua untuk mengenali kapan efek samping menjadi tanda yang lebih serius dan memerlukan tindakan medis, mencegah penghentian obat yang tidak perlu.

4. Penciptaan Rutinitas dan Disiplin dalam Pengobatan
Kepatuhan anak terhadap minum obat sering kali bergantung pada rutinitas yang dibangun oleh orang tua. Orang tua yang teredukasi tahu pentingnya konsistensi dan kedisiplinan dalam pemberian obat. Mereka dapat menciptakan rutinitas harian yang memudahkan anak untuk minum obat, misalnya dengan mengaitkan waktu minum obat dengan aktivitas tertentu seperti sarapan atau sebelum tidur. Rutinitas ini tidak hanya membantu memastikan anak meminum obat pada waktu yang tepat, tetapi juga membangun kebiasaan positif yang memudahkan anak untuk mematuhi pengobatan di masa depan.

Selain itu, orang tua yang sadar akan pentingnya sikap positif terhadap pengobatan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk minum obat tanpa rasa terpaksa. Misalnya, dengan memberikan pujian atau hadiah kecil setelah anak minum obat, mereka dapat memotivasi anak untuk lebih patuh tanpa tekanan.

Peran edukasi orang tua dalam tingkat kepatuhan anak minum obat sangat signifikan. Dengan pengetahuan yang baik, orang tua bisa menjadi perantara yang efektif antara anak dan pengobatan. Mereka mampu menciptakan lingkungan yang mendukung, menjelaskan manfaat obat dengan cara yang mudah dipahami, dan membantu anak melewati hambatan seperti ketidaknyamanan atau ketakutan. Tingkat edukasi orang tua secara langsung memengaruhi keberhasilan pengobatan, terutama pada anak-anak yang bergantung pada arahan dan dukungan dari orang dewasa di sekitar mereka.

Edukasi orang tua juga berperan penting dalam meningkatkan tingkat kepatuhan anak dalam minum obat, terutama pada kasus penyakit seperti tuberkulosis. Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua tentang penyakit dan pengobatan secara signifikan mempengaruhi perilaku kepatuhan anak. Semakin baik pengetahuan orang tua, semakin tinggi kepatuhan anak dalam menjalani pengobatan

Salah satu studi menemukan hubungan yang kuat antara edukasi keluarga dan kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis, dengan nilai P sebesar 0,003 yang menunjukkan signifikansi statistik[1]. Selain itu, peran orang tua sebagai pengawas minum obat (PMO) juga terbukti berkontribusi positif terhadap kepatuhan anak, dengan hasil penelitian menunjukkan nilai P 0,030, yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan

Secara keseluruhan, edukasi yang efektif dan dukungan emosional dari orang tua dapat meningkatkan motivasi anak untuk mematuhi pengobatan, sehingga mendukung keberhasilan terapi.

*) Penulis adalah Muhammad Hafidz, mahasiswa Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.

Pewarta: Muhammad Hafidz *)

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024