Beirut (Antara Babel) - Kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai oleh Amerika Serikat dan Rusia "praktis telah gagal dan berakhir" dan tidak ada harapan bantuan bisa dikirimkan ke bagian timur Aleppo menurut seorang pejabat gerilyawan Suriah pada Senin.

"Saya yakin ini praktis sudah gagal dan berakhir," kata Malahifji, kepala kantor polisik kelompok Fastaqim yang berbasis di Aleppo, menambahkan bahwa sekarang hanya bisa melihay kalau ada sesuatu yang "menurut teori" bisa dilakukan untuk menyelamatkannya.

Ketika ditanya apakah menurut dia bantuan bisa mencapai daerah-daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian timur Aleppo dia mengatakan: "Tidak ada harapan. Sudah berhari-hari penundaan. setiap hari ada dalih. Tidak ada harapan bantuan akan dikirimkan saat ini."

Berbicara kepada kantor berita Reuters dari Gaziantep, Turki, dia juga mengindikasikan bahwa kelompok gerilyawan menyiapkan tindakan militer baru, mengatakan "Saya bayangkan dalam waktu dekat akan ada tindakan dari faksi-faksi."

Menurut kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 20 truk bantuan yang membawa cukup pasokan pangan untuk ribuan pangan masih terjebak di Turki pada Senin, beberapa jam setelah gencatan senjata tujuh hari yang dimulai 12 September di Suriah berakhir.

 "Saya sedih dan kecewa konvoi PBB belum bisa melintas ke Suriah dari Turki, dan dengan selamat mencapai bagian timur Aleppo," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusian Stephen O'Brien dalam satu pernyataan.

Hingga 275.000 orang masih terjebak di bagian kota itu tanpa makanan, air dan tempat perlindungan atau layanan medis layak katanya.

"Saya berharap semua pihak yang berkonflik, dan mereka yang punya pengaruh terhadap mereka, akan melihat konvoi sebagai kesempatan untuk bergerak maju... Bantuan kemanusiaan harus tetap netral, tidak memihak dan bebas dari agenda politik dan militer," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.(Uu.G005)

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016