Bandung (Antara Babel) - Kontingen Jawa Barat benar-benar menunjukkan dominasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX, terbukti hingga satu hari sebelum penutupan kontingen pada Rabu, tuan rumah mampu membukukan medali emas lebih dari 200 keping.

Hasil yang diraih oleh kontingen yang menggunakan slogan Jabar Kahiji mampu mengumpulkan 217 emas 153 perak dan 150 perunggu atau jauh lebih unggul dari Jawa Timur yang berada di posisi dua dengan 132 emas 136 perak dan 133 perunggu. Bahkan mampu mengandaskan juara bertahan DKI Jakarta yang hanya mengumpulkan 128 emas 124 perak dan 115 perunggu. Predikat juara barupun layak disandang meski penobatan baru dilakukan Kamis (29/9).

Aura kemenangan tim tuan rumah sudah terlihat jelas, bahkan Ketua KONI Jawa Barat Ahmad Saefudin sudah berani memperkenalkan kaos dengan tulisan "champion" sebagai tanda perolehan medali tuan rumah tidak mungkin dikejar oleh kontingen provinsi lain.

"Alhamdulillah Jabar sudah meraih apa yang kita targetkan. Jabar Kahiji sudah kita genggam. Terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada atlet dan orang tua. Mereka merupakan bagian dari perjalanan panjang menuju sukses ini," kata Ahmad Saefudin.

Sejumlah pebasket putra Jabar mengekspresikan kegembiraan setelah mengalahkan tim Jatim 62-49 pada final PON XIX di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jabar, Rabu (28/9). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)


Yang lebih membanggakan lagi, predikat juara ini kembali ke Tanah Parahyangan setelah menunggu puasa gelar yang cukup lama yaitu 55 tahun. Jawa Barat terakhir kali menjadi juara pesta olahraga terbesar di Indonesia pada 1965 atau saat menjadi tuan rumah.

Lumbung emas bagi kontingen Jabar ini berasal dari cabang olahraga yang memiliki banyak nomor seperti renang. Kontingen tuan rumah mampu meraih 25 emas dari 17 yang ditargetkan. Judo mampu menyumbang 12 emas, dayung 18 emas, menembak 13 emas dan taekwondo menembus delapan emas.

Tidak ketinggalan balap sepeda. Tuan rumah sangat dominan dengan merebut sembilan medali emas enam perak dan empat perunggu. Apa yang diraih oleh Dadi Suryadi dan kawan-kawan melebihi target yang ditetapkan yaitu tujuh medali emas.


Sejumlah atlet sepeda BMX putra memacu sepedanya dalam nomor lomba BMX Supercross Men Elite pada PON XIX di Sirkuit Cigembor, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (25/9). Atlet sepeda BMX Jawa Barat Rio Akbar berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 32.192 detik (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
"Memang benar, target dari balap sepeda memang terpenuhi. Awalnya kami sempat bimbang apa bisa memenuhi target. Ternyata realisasinya menyenangkan. Target bisa tercapai," kata Ketua Pengprov ISSI Jawa Barat Ato Hermanto usai penutupan perlombaan balap sepeda PON 2016 di Velodrome Munaip Saleh, Cimahi.

Cabang olahraga balap sepeda juga dinilai sebagai cabang yang minim polemik. Hal ini terjadi karena pihak panitia penyelenggara menyiapkan balap dengan baik termasuk mendatangkan teknisi pencatatan waktu dari Hongkong dengan biaya yang cukup besar yaitu Rp300 juta.

Hal ini sangat diapresiasi oleh Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari. Menurut dia, apa yang dilakukan panpel balap sepeda sangat bagus sehingga mampu meminimalisir gesekan seperti yang terjadi pada beberapa cabang olahraga termasuk pada cabang sepatu roda yang pencatatan waktunya hampir sama dengan balap sepeda.

"Kita sudah sepakat jika PON dijadikan ajang seleksi serta evaluasi bagi atlet dan pelatih. Makanya dipersiapkan dengan maksimal. Kami dan panpel tidak setengah-setengah dalam melaksanakan PON 2016," kata pria yang juga seorang promotor tinju profesional itu.

PON 2016 tidak hanya sukses bagi tuan rumah saja. Beberapa rekor juga sempat terjadi. Atlet muda potensial bahkan sudah mampu mengalahkan seniornya diantaranya di atletik nomor lari gawang. Sang andalan Dedeh Erawati harus mengakui keunggulan juniornya.

Dari balap sepeda juga mampu membuat kejutan. Ratu BMX Indonesia, Elga Kharisma Novanda mampu merebut medali emas dari nomor track. Pebalap asal Malang ini mampu mengalahkan pebalap senior yang sudah kenyang pengalaman yaitu Santia Tri Kusuma meski balapan yang diikuti baru pertama kali dijalani.

"Pebalap BMX memang memiliki power yang kuat. Tapi khusus untuk lintasan pendek seperti nomor sprint. Tidak hanya Elga, Puguh (BMX DKI Jakarta) juga bersinar meski hanya mendapatkan perak di tim sprint," kata Kabid BMX PB ISSI, Dadang Harries Poernomo.

Selain diwarnai beberapa kejutan, bagi kontingen Jabar, predikat juara yang disandang sangat istimewa karena ditutup dengan meraih medali emas dari cabang sepak bola. Meski hanya satu emas yang diperebutkan, gengsi untuk meraih emas sangat tinggi.

Di partai puncak, tim Jabar sukses menundukkan Sulawesi Selatan melalui adu pinalti 5-4 setelah dalam waktu normal kedudukan sama kuat dengan kedudukan 0-0. Dengan demikian, Jabar mampu menyempurnakan juaranya. Semboyan Berjaya di Tanah Legenda benar-benar menjadi milik tuan rumah.

Sementara itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menyatakan puas dengan pelaksanaan PON 2016 di Jawa Barat yang berlangsung di 16 kabupaten/kota dari tanggal 17-29 September. Apalagi, ada beberapa pemecahan rekor terutama yang dilakukan atlet muda.

"Kami sangat puas, terutama KONI Pusat, dengan adanya pemecahan prestasi rekor dari atlet remaja, seperti dari renang dan cabor lainnya," kata Ketua KONI Pusat Tono Suratman dalam jumpa pers di Media Center Utama PON XIX.

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016