Tembilahan (Antara Babel) - Tentara Nasional Indonesia bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau di Kempas Indragiri Hilir meluncurkan Program Desa Bebas Dari Api untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

"Program ini merupakan kerja sama multi pihak pemerintah, TNI dan masyarakat desa," kata Danramil 03/Tempuling Kapten Arh Sugiyono di Tembilahan, usai memberikan materi pencegahan dan penangulangan Karhutla di Desa Harapan Tani Kecamatan Kempas, Kamis.

Sugiyono menjelaskan Kebakaran hutan dan lahan sering  terjadi di Provinsi Riau termasuk di Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir.

"Program tahun ini mencakup pembentukan di delapan desa rawan kebakaran dalm Kecamatan Tempuling dan Kempas," terang Kapten Sugiyono.

Ia mengatakan, Program Desa Bebas dari Api menggunakan lima pendekatan insentif bagi masyarakat agar tidak membakar lahan, membangun kepemimpinan dalam pencegahan kebakaran, memberikan pertanian alternatif yang berkelanjutan, pemantauan kualitas udara, dan penyuluhan tentang dampak negatif kebakaran.

Kapten Sugiyono mengapresiasi dan menyebut program Desa Bebas Api sebagai solusi baru untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan.  
   
"Memang harus ada solusi yang 'out of the box' (inovatif) yang di luar kebiasan untuk menghentikan kebakaran hutan dan lahan," kata dia.

Menurut Sugiyono, pembakaran hutan dan lahan di Kempas seolah menjadi tradisi. Situasi tersebut terjadi karena ada kebutuhan akan pengolahan lahan, sementara masyarakat tidak memiliki peralatan yang memadai.

"Jadi, daripada mengeluarkan dana besar untuk pemadaman dan pemulihan, maka lebih baik pemerintah menyediakan perlengkapan dan bantuan yang berguna untuk pengolahan lahan dan sudah pasti tentu jauh lebih murah," tuturnya.

Sementara itu di tempat yang sama Kepala Seksi BLH Riau Reny H menyambut baik program tersebut karena terbukti sukses menekan kasus kebakaran.

Keberhasilan tersebut menurut dia memberi banyak manfaat dan motivasi kepada masyarakat. Semoga program itu makin sukses pada pelaksanaan kali ini.

"Fokus pada masyarakat, bekerja sama pemerintahan setempat dan LSM adalah kunci untuk menyelesaikan akar masalah kebakaran hutan dan lahan. Kemudian, menyediakan alternatif untuk pengolahan lahan bagi masyarakat juga sejalan dengan pendekatan untuk pengelolaan hutan lestari baik di dalam maupun di sekitar konsesi kami," katanya menambahkan.

Pewarta: Netty Mindrayani/Vera Lusiana

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016