Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengerahkan seluruh anggota Barisan Relawan Pemadam Kebakaran (Balakar) untuk melakukan antisipasi dini kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerah itu.
"Para anggota Balakar yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan ini sudah kami berikan pelatihan dasar yang diharapkan mampu disebarluaskan ke masyarakat untuk bersama-sama mencegah kebakaran di wilayah masing-masing," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kabupaten Bangka Barat Sidharta Gautama di Mentok, Jumat.
Menurut dia, para anggota Balakar sudah dibekali dengan berbagai pemahaman untuk mengantisipasi kebakaran dan jketerampilan untuk melakukan tindakan saat terjadi kebakaran agar tidak semakin meluas.
"Para anggota Balakar sudah dibekali dan kami imbau untuk aktif, terutama pada saat musim kemarau panjang seperti saat ini," ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau seluruh warga, khususnya yang tinggal di dekat hutan dan lahan, agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara dibakar.
"Api akan cepat meluas dan sulit dikendalikan pada saat musim kering, panas dan angin kencang seperti saat ini, kami mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara dibakar," katanya.
Berdasarkan data, sejak Januari hingga Agustus 2024 di Kabupaten Bangka Barat telah terjadi 39 kasus karhutla dan yang paling banyak terjadi pada Juli yang mencapai 32 kasus.
Dari 39 kasus karhutla kata dia, paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Mentok mencapai 27 kasus, kemudian Simpangteritip dua kasus, Jebus dua kasus, dan di Kecamatan Kelapa satu kasus.
"Dalam penanganan kejadian ini kami selalu berkoordinasi dengan para petugas dari unsur TNI-Polri, BPBD, dan pihak swasta, serta masyarakat, yang bergotong royong memadamkan api dan mencegah agar tidak meluas," katanya.
Menurut dia, kawasan hutan yang menjadi langganan kebakaran setiap tahun adalah di sekitar Bukit Menumbing, yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang kurang berhati-hati saat membuka lahan.
Masyarakat diimbau agar mewaspadai potensi karhutla pada musim kemarau panjang seperti saat ini, karena kebakaran sangat merugikan baik dari sisi kesehatan, kelestarian lingkungan, maupun kerugian harta benda dan mungkin nyawa.