Pangkalpinang (Antara Babel) - Kota Tanjungpandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada September 2016 mengalami deflasi tertinggi di antara kota-kota IHK Pulau Sumatera yaitu 0,68 persen dengan IHK 131,70.

"Dari 23 kota pantauan IHK di Sumatera, hanya empat kota yang mengalami deflasi dan terendah terjadi di Bungo 0,06 persen dengan IHK 123,02," kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel, Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menyebutkan, untuk inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,85 persen dengan IHK 129,12, sedangkan inflasi terendah Bengkulu 0,07 persen dengan IHK 134,05
    
"Di Indonesia tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga," ujarnya.

Ia mengatakan, deflasi Tanjungpandan terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada empat kelompok pengeluaran.

Kelompok bahan makanan turun sebesar 1,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, kelompok sandang 0,36 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,74 persen.

Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,21 persen, kelompok kesehatan 0,36 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,10 persen.

Bebarapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, angkutan udara, wortel, ikan kerisi, timun, kentang, seng, ikan selar, cabai rawit, emas perhiasan, bawang putih, cumi-cumi, bawang merah dan kepiting/rajungan.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras, cabai merah, bayam, tarif listrik, ikan kembung, kacang panjang, roti manis, kue kering berminyak, dan rokok kretek.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016