Koba (Antara Babel) - Para yachter yang singgah di Pulau Ketawai, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengaku akan mempromosikan objek wisata pulau itu di negara asal mereka.
"Pulau Ketawai cukup indah, masih asri dan ombaknya tenang. Kami akan promosikan pulau ini di negara kami," kata Nilian, yachter (nakhoda kapal layar) asal Australia yang singgah di Pulau Ketawai dalam rangka mengikuti kegiatan Sail Karimata, Minggu.
Ia mengatakan, Pulau Ketawai termasuk salah satu pulau terindah yang menjadi titik singgah mereka dan diharapkan pemerintah daerah tetap menjaga keasriannya.
"Namun Pulau Ketawai belum masuk dalam buku panduan berlayar Indonesia, kami minta ini dimasukkan karena akan menjadi titik labuh setiap tahunnya," ujarnya.
Sementara pelayar dari Selandia Baru, Clara mengaku merasa nyaman dan damai saat singgah di Pulau Ketawai karena cukup indah dan pantainya bersih.
"Kami juga merasa datang ke pulau ini disambut seperti keluarga karena masyarakatnya yang ramah, santun dan cinta damai," ujarnya.
Bahkan, menurut dia, di Bangka Tengah dirinya diajak bertandang ke rumah warga dan dijamu dengan makanan khas Pulau Bangka.
"Kami juga disambut dengan sebuah acara penyambutan, kami sama sekali tidak mengira bisa menikmati pertunjukan kesenian tradisional dan kami merasa terkesan," ujarnya.
Ia mengaku akan kembali ke Bangka Tengah karena tidak hanya terkesan dengan keindahan pulaunya tetapi juga dengan masyarakatnya yang ramah.
"Masyarakatnya sangat ramah, mereka menyambut kami seperti sebuah keluarga dan ini sangat mengesankan. Pengalaman ini akan kami ceritakan di negara kami," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Pulau Ketawai cukup indah, masih asri dan ombaknya tenang. Kami akan promosikan pulau ini di negara kami," kata Nilian, yachter (nakhoda kapal layar) asal Australia yang singgah di Pulau Ketawai dalam rangka mengikuti kegiatan Sail Karimata, Minggu.
Ia mengatakan, Pulau Ketawai termasuk salah satu pulau terindah yang menjadi titik singgah mereka dan diharapkan pemerintah daerah tetap menjaga keasriannya.
"Namun Pulau Ketawai belum masuk dalam buku panduan berlayar Indonesia, kami minta ini dimasukkan karena akan menjadi titik labuh setiap tahunnya," ujarnya.
Sementara pelayar dari Selandia Baru, Clara mengaku merasa nyaman dan damai saat singgah di Pulau Ketawai karena cukup indah dan pantainya bersih.
"Kami juga merasa datang ke pulau ini disambut seperti keluarga karena masyarakatnya yang ramah, santun dan cinta damai," ujarnya.
Bahkan, menurut dia, di Bangka Tengah dirinya diajak bertandang ke rumah warga dan dijamu dengan makanan khas Pulau Bangka.
"Kami juga disambut dengan sebuah acara penyambutan, kami sama sekali tidak mengira bisa menikmati pertunjukan kesenian tradisional dan kami merasa terkesan," ujarnya.
Ia mengaku akan kembali ke Bangka Tengah karena tidak hanya terkesan dengan keindahan pulaunya tetapi juga dengan masyarakatnya yang ramah.
"Masyarakatnya sangat ramah, mereka menyambut kami seperti sebuah keluarga dan ini sangat mengesankan. Pengalaman ini akan kami ceritakan di negara kami," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016