Jakarta (Antara Babel) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa empat anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang disandera di Somalia sejak 2012 telah berhasil dibebaskan dan sedang berada di Nairobi, Kenya.
"Sekitar jam 13.00 (WIB) telah berhasil dibebaskan empat WNI ABK yang disandera di Somalia sejak tanggal 26 Maret 2012," kata Menlu Retno LP Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin.
Menlu RI menyebutkan keempat ABK Indonesia yang telah dibebaskan itu adalah Sudirman, Supardi, Adi Manurung, dan Elson. Keempatnya bekerja pada kapal Naham 3, yakni kapal penangkapan ikan asal Taiwan yang dioperasikan oleh Oman.
"Keempatnya merupakan bagian dari 26 sandera yang dibebaskan. Kemarin, sekitar pukul 21.00 WIB, keempatnya telah mendarat di bandara Nairobi," ujar Retno.
Duta Besar RI di Nairobi dan tim dari Kemlu RI, yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal, menjemput keempat sandera ABK tersebut.
"Tim sudah di Nairobi sehari sebelum ketibaan para ABK. Kondisi mereka sehat. Saya sudah berbicara dengan salah satu dari keempatnya, yakni Sudirman, kemarin malam pada pukul 21.45 WIB," kata Menlu Retno.
Dia menyampaikan bahwa para ABK WNI itu akan menjalani pemeriksaan dan pemulihan kesehatan selama beberapa hari sebelum dipulangkan ke Indonesia.
"Kemarin malam setelah keempatnya mendarat di Nairobi, pihak keluarga sudah diberitahu mengenai kondisi keempat sandera tersebut," ucap Retno.
Sebelumnya, kapal penangkap ikan Taiwan Naham 3 yang membawa 29 ABK dibajak pada 26 Maret 2012.
"Satu ABK meninggal saat pembajakan yaitu kapten kapal, dua lainnya meninggal karena sakit pada 2014. Dari dua itu, salah satu diantaranya adalah WNI atas nama Nasirin asal Cirebon, karena malaria," ungkap Menlu Retno.
Sebanyak 26 ABK yang disandera di Somalia itu berasal dari Filipina, Indonesia, Kamboja, Taiwan, China, dan Vietnam.
Pada Januari 2015, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk mengintensifkan upaya pembebasan empat sandera ABK asal Indonesia yang disandera di Somalia sejak 2012 itu, dan menekankan bahwa keselamatan sandera harus menjadi prioritas.
"Pembebasan sandera ABK ini berhasil dilakukan setelah melalui proses yang sangat panjang yang memakan waktu sekitar empat setengah tahun," ujar Menlu Retno.
Menurut dia, Kemlu RI selama dua tahun terakhir terus berkoordinasi dengan pihak keluarga ABK secara rutin untuk menyampaikan perkembangan dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam pembebasan.
"Pemerintah Indonesia berterimakasih atas kerja sama dan dukungan semua pihak di luar negeri yang terlibat dalam proses pembebasan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Sekitar jam 13.00 (WIB) telah berhasil dibebaskan empat WNI ABK yang disandera di Somalia sejak tanggal 26 Maret 2012," kata Menlu Retno LP Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin.
Menlu RI menyebutkan keempat ABK Indonesia yang telah dibebaskan itu adalah Sudirman, Supardi, Adi Manurung, dan Elson. Keempatnya bekerja pada kapal Naham 3, yakni kapal penangkapan ikan asal Taiwan yang dioperasikan oleh Oman.
"Keempatnya merupakan bagian dari 26 sandera yang dibebaskan. Kemarin, sekitar pukul 21.00 WIB, keempatnya telah mendarat di bandara Nairobi," ujar Retno.
Duta Besar RI di Nairobi dan tim dari Kemlu RI, yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal, menjemput keempat sandera ABK tersebut.
"Tim sudah di Nairobi sehari sebelum ketibaan para ABK. Kondisi mereka sehat. Saya sudah berbicara dengan salah satu dari keempatnya, yakni Sudirman, kemarin malam pada pukul 21.45 WIB," kata Menlu Retno.
Dia menyampaikan bahwa para ABK WNI itu akan menjalani pemeriksaan dan pemulihan kesehatan selama beberapa hari sebelum dipulangkan ke Indonesia.
"Kemarin malam setelah keempatnya mendarat di Nairobi, pihak keluarga sudah diberitahu mengenai kondisi keempat sandera tersebut," ucap Retno.
Sebelumnya, kapal penangkap ikan Taiwan Naham 3 yang membawa 29 ABK dibajak pada 26 Maret 2012.
"Satu ABK meninggal saat pembajakan yaitu kapten kapal, dua lainnya meninggal karena sakit pada 2014. Dari dua itu, salah satu diantaranya adalah WNI atas nama Nasirin asal Cirebon, karena malaria," ungkap Menlu Retno.
Sebanyak 26 ABK yang disandera di Somalia itu berasal dari Filipina, Indonesia, Kamboja, Taiwan, China, dan Vietnam.
Pada Januari 2015, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan untuk mengintensifkan upaya pembebasan empat sandera ABK asal Indonesia yang disandera di Somalia sejak 2012 itu, dan menekankan bahwa keselamatan sandera harus menjadi prioritas.
"Pembebasan sandera ABK ini berhasil dilakukan setelah melalui proses yang sangat panjang yang memakan waktu sekitar empat setengah tahun," ujar Menlu Retno.
Menurut dia, Kemlu RI selama dua tahun terakhir terus berkoordinasi dengan pihak keluarga ABK secara rutin untuk menyampaikan perkembangan dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam pembebasan.
"Pemerintah Indonesia berterimakasih atas kerja sama dan dukungan semua pihak di luar negeri yang terlibat dalam proses pembebasan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016