Athena (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menekankan bahwa sudah “saatnya mengakhiri perang” di Gaza, serta mencatat bahwa Israel belum melaksanakan sepenuhnya 15 langkah yang diusulkan AS.
“Bahkan dengan semua langkah ini, situasinya tetap sangat sulit dan dramatis untuk benar-benar memperbaiki Gaza, agar sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat ... cara terbaik adalah mengakhiri perang,” kata Blinken, Rabu (13/11).
"Dari 15 langkah yang kami dorong untuk diambil tindakan, Israel telah mengambil tindakan baik dalam menerapkan atau sedang dalam proses menerapkan 12 dari 15 langkah tersebut,” ujarnya.
Blinken merujuk pada surat yang ia dan Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin kirimkan kepada mitra-mitra Israel mereka sebulan lalu untuk mendesak Israel mengambil langkah-langkah mengatasi situasi kemanusiaan yang sangat parah di Gaza.
Menurut Blinken, masih ada tiga masalah utama yang perlu ditangani Israel.
Warga sipil harus diizinkan kembali ke area-area tempat mereka terusir akibat operasi Israel, pengiriman bantuan dengan truk komersial dipulihkan, dan jeda serangan diperpanjang di Gaza agar bantuan kemanusiaan dapat mencapai warga yang membutuhkan, ujarnya.
“Dan sekali lagi, langkah-langkah ini harus dilaksanakan sepenuhnya dan berkelanjutan,” katanya, menekankan.
Dia mengatakan bahwa Israel, “dengan standar yang telah ditetapkan sendiri, telah mencapai tujuan yang ditetapkannya, (dan) tujuan strategis yang ditetapkannya."
“Jadi ini seharusnya menjadi saat untuk mengakhiri perang," katanya, menambahkan.
Blinken mengatakan bahwa sandera Israel harus dipulangkan dengan selamat dan rencana yang jelas perlu dibuat agar Israel dapat mundur dari Gaza tanpa memungkinkan Hamas kembali memerintah di wilayah tersebut.
“Tetapi jika perang tidak dihentikan, yang kami yakini sekarang saatnya untuk itu, langkah-langkah kemanusiaan harus dilaksanakan secara penuh, berkelanjutan, dan seperti yang saya katakan, terutama dengan jeda yang lebih panjang,” ujarnya.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 43.700 korban jiwa dan membuat wilayah itu nyaris tak layak huni.
Israel di Mahkamah Internasional menghadapi kasus genosida atas perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.
Sumber: Anadolu