Pangkalpinang (Antara Babel) - Sebanyak enam kelompok pengeluaran menjadi penyebab inflasi di Kota Tanjungpandan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Oktober 2016 yang mencapai 0,31 persen atau mengalami kenaikan indeks harga konsumen dari 131,70 menjadi 132,11.

"Hanya satu kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan indeks pada periode September-Oktober 2016, yaitu kelompok kesehatan tetap dengan IHK sebesar 127,92," kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan enam kelompok pengeluaran tersebut, yaitu bahan makanan naik sebesar 0,76 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,07 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,03 persen, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,70 persen, sandang, serta pendidikan rekreasi dan olahraga masing-masing naik 0,01 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga, yaitu ikan kerisi, ikan bulat, angkutan udara, semangka, bawang putih, cabai merah, cumi-cumi,bayam, udang basah, kepiting, tarif listrik, sawah hijau, dan jeruk.

Komoditas yang mengalami penurunan harga, yaitu susu balita, timun, sawi putih, emas perhiasan, kol, tomat, wortel, bawang merah, telur ayam ras, kacang panjang, kentang, cabai rawit, seng, dan daging ayam ras.

Ia mengatakan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 3,88 persen.

Komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen dan komponen harga yang diatur oleh pemerintah 0,113 persen, sedangkan untuk komponen bergejolak memberikan deflasi sebesar 0,01 persen.

"IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengatur perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen khususnya di daerah perkotaan," ujarnya.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016