Dubai/London (Antara Babel) - Sengketa minyak antara Arab Saudi dan Iran kembali memuncak pada sebuah pertemuan pakar-pakar OPEC pekan lalu ketika Saudi mengancam menaikkan kembali produksi minyaknya untuk menurunkan lagi harga minyak dunia jika Iran menolak membatasi pasokannya.
Sengketa antara dua anggota kelas berat OPEC yang keduanya juga terlibat perang terselubung di Suriah dan Yaman, kerap terjadi tahun-tahun belakangan ini.
Ketegangan sempat mereda beberapa bulan lalu ketika Saudi setuju mendukung pakta pembatasan pasokan minyak dunia sehingga menaikkan prospek OPEC dalam mengambil langkah untuk menaikkan harga minyak.
Namun pada sebuah pertemuan para pakar OPEC pekan lalu, kedua negara kembali bersengketa, kata empat sumber OPEC yang menghadiri pertemuan itu dan meminta Reuters tidak mengungkapkan identitas mereka.
"Saudi mengancam menaikkan produksi mereka sampai 11 juta barel per hari dan bahkan 12 juta barel per hari, sehingga akan membuat harga minyak turun, dan mengancam menarik diri dari pertemuan," kata seorang sumber OPEC yang menghadiri pertemuan itu kepada Reuters.
Baik OPEC, Saudi, maupun Iran menolak mengomentari kabar yang disampaikan sumber-sumber OPEC kepada Reuters itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Sengketa antara dua anggota kelas berat OPEC yang keduanya juga terlibat perang terselubung di Suriah dan Yaman, kerap terjadi tahun-tahun belakangan ini.
Ketegangan sempat mereda beberapa bulan lalu ketika Saudi setuju mendukung pakta pembatasan pasokan minyak dunia sehingga menaikkan prospek OPEC dalam mengambil langkah untuk menaikkan harga minyak.
Namun pada sebuah pertemuan para pakar OPEC pekan lalu, kedua negara kembali bersengketa, kata empat sumber OPEC yang menghadiri pertemuan itu dan meminta Reuters tidak mengungkapkan identitas mereka.
"Saudi mengancam menaikkan produksi mereka sampai 11 juta barel per hari dan bahkan 12 juta barel per hari, sehingga akan membuat harga minyak turun, dan mengancam menarik diri dari pertemuan," kata seorang sumber OPEC yang menghadiri pertemuan itu kepada Reuters.
Baik OPEC, Saudi, maupun Iran menolak mengomentari kabar yang disampaikan sumber-sumber OPEC kepada Reuters itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016