Meulaboh, Aceh (Antara Babel) - Empat tongkang pengangkut material batubara perusahaan tambang PT Mifa Bersaudara kandas ke pantai karena dihempas gelombang tinggi bersama angin kencang di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Rabu pagi.

"Kejadiannya tadi pagi, ada empat unit kapal tongkang yang terdampar pada tempat berbeda, isinya kosong tidak batubara, tapi ada beberapa masih berisi alat berat di dalamnya,"kata Anhar, Panglima Laot Lhok Mereubo, kepada wartawan, Rabu.

Spontan kejadian itu menjadi tontonan menarik warga pesisir pantai di Desa Gunung Kleng, Kecamatan Mereubo, mereka datang berbondong-bondong untuk melihat apakah material batubara dalam tongkang itu tumpah ruah di kawasan bibir pantai desa mereka.

Kapal tongkang itu selama ini merupakan alat transportasi laut untuk kegiatan transip eskpor impor batubara dari pelabuhan pribadi ke kapal tongkang di tengah laut milik perusahaan tambang PT Mifa Bersaudara untuk ekspor ke Negara India dan Lhok Nga.

Sementara itu pengawas Kapal Tongkang batubara TB Arabica 016, Saharuddin, membenarkan bahwa ada empat unit kapal tongkang yang terhempas kandas di pesisir pantai Aceh Barat karena diterpa anggin kencang.

"Terdamparnya tadi subuh jam 05.00 WIB karena cuaca buruk angin kencang dan ombak tinggi sehingga terdampar kemari. Rencananya besok Kamis (5/1) kita evakuasi kembali setelah cuaca mendukung,"sebutnya.

Empat unit Tongkang yang terdampar tersebut berpencar di empat lokasi, yakni di pantai Ujung Karang, Kecamatan Johan Pahlawan yakni Tongkang Marine 23, kemudian Tongkang Marine 17 di Desa Peunaga Rayeuk, Kecamatan Mereubo.

Selanjutnya Tongkang Marine 29 terdampar di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dan terakhir Tongkang Arabica 016 terdampar di Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

Saharuddin menambahkan, keempat tongkang tersebut selama ini dilabuhkan sekitar 5 mil dari bibir pantai pelabuhan milik PT Mifa Bersaudara, saat terdampar tongkang dalam keadaan tidak bermuatan material batubara dan sudah sekitar satu bulan terparkir di laut.

Selain itu, cuaca ekstrim melanda daerah itu juga menyebabkan pepohonan tumbang dan merusak rumah warga dan ruko di beberapa kecamatan terpencar, malahan satu komplek pemakaman rusak sehingga kuburan terbongkar akibat pepohonan roboh.

"Kejadiannya sekitar pukul 07.00 WIB saat hujan disertai anggin kencang melanda, ada sekitar 12 kuburan yang terdampak robohnya pohon ini,"kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Kismar saat evakuasi pohon tumbang di lokasi kuburan Desa Ujong Kalak.

Pewarta: Anwar

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017