Cikampek (Antara Babel) - Seorang petugas pelayanan penumpang (customer service) PT Kereta Api Indonesia bernama Dwi Agustin Viki Wilnawati membantu persalinan seorang penumpang di dalam perjalanan Kereta Api Rapih Dhoho rute Surabaya-Blitar pada Rabu (4/1).
   
Petugas yang akrab disapa Wilna itu menceritakan pengalamannya di Kereta Inspeksi dalam perjalanan Jakarta-Cikampek, Selasa, di mana proses persalinan tersebut terjadi saat kereta berhenti di Stasiun Jombang.

"Kepala Stasiun Jombang Pak Sutrisno, memberi tahu bahwa adanya proses persalinan di dalam kereta, kemudian rekan saya Polsuska Rara sudah berada di dalam kereta," katanya.

Dia mengatakan saat itu kereta penuh sesak oleh penumpang, sehingga menyebabkan bayi kekurangan oksigen dan menyebabkan wajahnya membiru.

"Bayi dalam kondisi lehernya terlilit tali pusat dan tidak menangis atau merespon apapun, namun akhirnya dengan bantuan teman saya untung melonggarkan ruangan, akhirnya bayi itu merespon," katanya.

Wilna memang lulusan Akademi Keperawatan yang sering membantu kakaknya seorang bidan dalam melayani persalinan.

Namun, pada hari itu merupakan pengalaman pertamanya menangani langsung persalinan dengan alat medis seadanya dan di atas kereta.

"Di kereta tidak ada alat medis, hanya ada alat P3K saja kemudian saya membeli gunting yang telah dibersihkan oleh alkohol untuk membantu menggunting tali pusat yang membelit leher bayi, dengan keyakinan mantap, saya lakukan itu dan Alhamdulillah terselamatkan," katanya.

Setelah itu, seorang ibu dan bayi dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulance.

Atas ketulusan hati Wilna dalam membantu persalinan, PT Kereta Api Indonesia memberikan apresiasi setinggi-tingginya serta memberikan hadiah berupa Rp10 juta.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro menyampaikan apresiasinya atas pertolongan Wilna dalam menyelamatkan nyawa penumpang.

"Di media sosial sampai menjadi viral mempertanyakan kok lulusan Akademi Keperawatan bisa masuk kereta, itu bukan hal penting, yang penting setiap personel KAI bisa memberikan¿ pelayanan yang terbaik kepada penumpang," katanya.

Ke depannya, Edi mengatakan akan memberlakukan aturan larangan bagi ibu hamil yang sudah menginjak usia sembilan bulan untuk naik kereta.

"Daripada nantinya terjadi kemungkinan terburuk dan kita pun tidak punya tenaga medis, alat medis hanya ada alat medis biasa, bukan alat medis persalinan," katanya.

Selain itu, Ia juga mengimbau kepada seluruh personel untuk sigap ketika menghadapi kejadian serupa.

"Tidak pandang apakah dia hanya petugas karcis, masinis, harus ada rasa kemanusiaan seperti itu," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017