Jakarta (Antara Babel) - Komisi I DPR meminta Kepala Staff Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto yang baru dilantik, menyiapkan Alat Utama Sistem Senjata terbaik bagi para prajurit, kata anggota Komisi I DPR Charles Honoris.
"Saya sependapat dengan keinginan beliau untuk tidak lagi menerima hibah, tetapi melakukan peremajaan pesawat dengan pesawat baru. Kami siap mendukung realisasi misi tersebut," kata Charles di Gedung DPR, Rabu.
Menurut dia, penunjukan Marsekal Hadi sebagai KSAU menggantikan Marsekal Agus Supriyatna sudah sangat tepat karena yang bersangkutan memiliki rekam jejak yang baik selama berdinas di TNI¿.
Charles mengatakan pengalaman Marsekal Hadi sebagai mantan Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) juga tentu membawa nilai tambah bagi kepemimpinan di TNI AU.
"Marsekal Hadi pasti memahami visi misi Presiden Jokowi terkait peningkatan kapasitas pertahanan udara Indonesia," ujarnya.
Dia berharap di bawah kepemimpinan Marsekal Hadi, TNI AU bisa meningkatkan profesionalitasnya dan juga meningkatkan kemampuan pertahanan udara Indonesia sesuai dengan Nawacita Jokowi-JK serta Trisakti Bung Karno.
Politikus PDI Perjuangan itu juga meyakini bahwa Hadi memahami kondisi alutsista TNI saat ini¿ karena dua tahun terakhir¿ berbagai kecelakaan pesawat terbang mengharuskan TNI AU untuk segera melakukan reformasi manajemen alutsista.
"Prajurit kita berhak untuk berlatih dan bertempur menggunakan alutsista dengan kondisi terbaik," katanya.
Charles juga berharap kedepan tidak ada lagi insiden kecelakaan-kecelakaan pesawat yang mengakibatkan hilangnya nyawa para prajurit TNI karena pesawat sudah tua atau perawatan kurang memadai.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Kepresidenan, pada Rabu (18/1).
Hadi pernah menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU pada 2013-2015 dan kembali memimpin Pangkalan Udara sebagai Danlanud Abdulrahman Saleh, Malang, pada 2015.
Setelah itu, Hadi mendapat pangkat marsekal muda dan langsung menjabat Sekretaris Militer Presiden pada 2015-2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Saya sependapat dengan keinginan beliau untuk tidak lagi menerima hibah, tetapi melakukan peremajaan pesawat dengan pesawat baru. Kami siap mendukung realisasi misi tersebut," kata Charles di Gedung DPR, Rabu.
Menurut dia, penunjukan Marsekal Hadi sebagai KSAU menggantikan Marsekal Agus Supriyatna sudah sangat tepat karena yang bersangkutan memiliki rekam jejak yang baik selama berdinas di TNI¿.
Charles mengatakan pengalaman Marsekal Hadi sebagai mantan Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) juga tentu membawa nilai tambah bagi kepemimpinan di TNI AU.
"Marsekal Hadi pasti memahami visi misi Presiden Jokowi terkait peningkatan kapasitas pertahanan udara Indonesia," ujarnya.
Dia berharap di bawah kepemimpinan Marsekal Hadi, TNI AU bisa meningkatkan profesionalitasnya dan juga meningkatkan kemampuan pertahanan udara Indonesia sesuai dengan Nawacita Jokowi-JK serta Trisakti Bung Karno.
Politikus PDI Perjuangan itu juga meyakini bahwa Hadi memahami kondisi alutsista TNI saat ini¿ karena dua tahun terakhir¿ berbagai kecelakaan pesawat terbang mengharuskan TNI AU untuk segera melakukan reformasi manajemen alutsista.
"Prajurit kita berhak untuk berlatih dan bertempur menggunakan alutsista dengan kondisi terbaik," katanya.
Charles juga berharap kedepan tidak ada lagi insiden kecelakaan-kecelakaan pesawat yang mengakibatkan hilangnya nyawa para prajurit TNI karena pesawat sudah tua atau perawatan kurang memadai.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) di Istana Kepresidenan, pada Rabu (18/1).
Hadi pernah menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU pada 2013-2015 dan kembali memimpin Pangkalan Udara sebagai Danlanud Abdulrahman Saleh, Malang, pada 2015.
Setelah itu, Hadi mendapat pangkat marsekal muda dan langsung menjabat Sekretaris Militer Presiden pada 2015-2016.
Editor : Mulki
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017