Pangkalpinang (Antara Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi menyatakan akan mengawal pembangunan 112 hektare kebun cabai guna menjaga stabilitas harga di daerah itu.
"Saat ini harga cabai di pasaran tinggi karena pasokan dari luar daerah sangat kurang," kata Rustam di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, kebun cabai seluas 112 hektare itu akan dibuka di kabupaten/kota dengan rincian Kabupaten Bangka 20 hektare, Bangka Barat 20 hektare, Bangka Tengah 25 hektare.
Selanjutnya di Kabupaten Belitung 35 hektare, Belitung Timur 10 hektare dan Kota Pangkalpinang dua hektare.
"Dana pembangunan kebun cabai ini berasal dari APBN 90 hektare dan APBD 22 hektare, dalam upaya mendorong petani mengembangkan usaha perkebunan cabai ini," ujarnya.
Menurut dia selama ini ketergantungan pasokan cabai dari luar daerah sangat tinggi, sehingga pemerintah sulit menjaga stabilitas harga.
"Kami berharap dengan adanya program ini dapat meningkatkan hasil cabai lokal dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani di daerah ini," ujarnya.
Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, A Evan Savitri mengatakan harga cabai masih bertahan tinggi karena harga di daerah produksi di Pulau Jawa dan Sumatera yang juga tinggi.
Ia mengatakan saat ini harga cabai rawit merah masih bertahan Rp150.000 per kilogram, cabai rawit hijau Rp40.000 per kilogram, cabai merah biasa Rp60.000 dan cabai keriting Rp50.000 per kilogram.
"Saat ini harga di tingkat petani yang masih tinggi, karena hasil yang berkurang selama musim hujan ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Saat ini harga cabai di pasaran tinggi karena pasokan dari luar daerah sangat kurang," kata Rustam di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, kebun cabai seluas 112 hektare itu akan dibuka di kabupaten/kota dengan rincian Kabupaten Bangka 20 hektare, Bangka Barat 20 hektare, Bangka Tengah 25 hektare.
Selanjutnya di Kabupaten Belitung 35 hektare, Belitung Timur 10 hektare dan Kota Pangkalpinang dua hektare.
"Dana pembangunan kebun cabai ini berasal dari APBN 90 hektare dan APBD 22 hektare, dalam upaya mendorong petani mengembangkan usaha perkebunan cabai ini," ujarnya.
Menurut dia selama ini ketergantungan pasokan cabai dari luar daerah sangat tinggi, sehingga pemerintah sulit menjaga stabilitas harga.
"Kami berharap dengan adanya program ini dapat meningkatkan hasil cabai lokal dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani di daerah ini," ujarnya.
Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, A Evan Savitri mengatakan harga cabai masih bertahan tinggi karena harga di daerah produksi di Pulau Jawa dan Sumatera yang juga tinggi.
Ia mengatakan saat ini harga cabai rawit merah masih bertahan Rp150.000 per kilogram, cabai rawit hijau Rp40.000 per kilogram, cabai merah biasa Rp60.000 dan cabai keriting Rp50.000 per kilogram.
"Saat ini harga di tingkat petani yang masih tinggi, karena hasil yang berkurang selama musim hujan ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017