Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (Group of 20/G20) ke-20 dibuka di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Sabtu (22/11), mengadopsi sebuah deklarasi yang menyerukan tata kelola global yang lebih adil.
Ini adalah pertama kalinya KTT G20 diselenggarakan di Afrika. Mengusung tema "Solidaritas, Kesetaraan, dan Keberlanjutan" (Solidarity, Equality and Sustainability), acara yang berlangsung selama dua hari ini menandai momen penting bagi Afrika dalam upayanya meningkatkan perannya dalam tata kelola global serta memajukan prioritas pembangunan yang menjadi kepentingan bersama negara-negara Global South.
Dalam deklarasi berjudul "KTT G20 Afrika Selatan: Deklarasi Para Pemimpin" (G20 South Africa Summit: Leaders' Declaration) itu, para anggota G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat multilateralisme, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai intinya.
Mereka menegaskan kembali bahwa perdamaian adalah jalur menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan, serta menekankan pentingnya kerja sama internasional dan solusi multilateral dalam menghadapi tantangan global, termasuk meningkatnya ketidaksetaraan dan ketidakstabilan ekonomi.
"Kami menekankan pentingnya memperkuat kerja sama multilateral untuk mengatasi risiko dan tantangan terhadap perekonomian global, baik yang sudah ada maupun yang muncul," demikian bunyi deklarasi tersebut.
Menurut deklarasi itu, para pemimpin G20 mengakui perlunya meningkatkan investasi global untuk mencapai target iklim dalam Perjanjian Paris, serta mempercepat dan secara signifikan meningkatkan investasi dan pembiayaan iklim dari miliaran menjadi triliunan dolar secara global dari seluruh sumber.
Lebih lanjut, deklarasi itu mengatakan bahwa dalam hal ini sangatlah penting untuk menyelaraskan seluruh aliran keuangan yang relevan dengan tujuan tersebut sambil meningkatkan pendanaan, pembangunan kapasitas, dan transfer teknologi berdasarkan kesukarelaan dan kesepakatan bersama, dengan mempertimbangkan prioritas serta kebutuhan negara-negara berkembang.
"Kami menegaskan kembali komitmen untuk melaksanakan secara cepat, penuh, dan efektif Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal yang diadopsi pada COP15 dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati, dan mendorong negara-negara lain melakukan hal yang sama," lanjut pernyataan itu.
Deklarasi tersebut juga menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan dan anak perempuan untuk mencapai kesetaraan gender.
"Seiring kita memperingati 30 tahun Deklarasi dan Platform Beijing untuk Aksi (Beijing Declaration and Platform for Action), kami menegaskan kembali komitmen kami terhadap pelaksanaan deklarasi tersebut secara penuh, efektif, dan dipercepat," kata pernyataan itu.
Para pemimpin G20 menyambut Pertemuan Pemimpin Global tentang Perempuan (Global Leaders' Meeting on Women) yang digelar di Beijing pada Oktober untuk meneruskan semangat konferensi Beijing, imbuh pernyataan itu.
Afrika Selatan resmi menjabat kepresidenan bergilir G20 mulai 1 Desember 2024, menjadi negara Afrika pertama yang memegang posisi tersebut. Posisi kepresidenan itu akan diteruskan ke Amerika Serikat pada 1 Desember 2025.
Editor : Bima Agustian
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2025