Sawahlunto, Sumbar (Antara Babel) - Dua orang korban ledakan tambang batubara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang karena mereka dikabarkan mengalami luka bakar lebih 75 persen.
"Dari laporan sementara yang kami terima, dua korban tersebut masing-masing Ridwan (37) tercatat sebagai warga Desa Lunto Barat Kecamatan Lembah Segar dan Yusrizal (38) tercatat sebagai warga Desa Kumbayau Kecamatan Talawi," kata Kepala Badan Kesbangpol PBD setempat, Adri Yusman, di Sawahlunto, Rabu.
Menurutnya, sesuai kewenangan yang berlaku saat ini pihaknya masih menunggu koordinasi dari pihak pemerintah provinsi serta pihak terkait lainnya untuk menindaklanjuti persitiwa tersebut.
Hingga saat ini, lanjutnya, pihaknya belum menerima keterangan resmi terkait kronologi kejadian serta upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan berikutnya.
"Dibutuhkan keahlian khusus untuk itu, selama ini proses penyelamatan dilakukan oleh pihak pengelola tambang itu sendiri atau dibantu oleh petugas penyelamat dari PT Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin (BA-UPO)," kata dia.
Sementara itu, Kasat Intelkam Polres Sawahlunto, AKP Asnomi Nanda, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab ledakan serta kemungkinan ada korban lain yang masih tertimbun runtuhan.
"Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan terkait peristiwa itu," ujarnya.
Sebelumnya, Tambang batu bara di daerah Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan meledak pada Rabu, sekitar pukul 10.00 WIB menyebabkan dua korban luka-luka
Diduga ledakan terjadi di salah satu lubang tambang yang dikelola oleh CV Bara Mitra Kencana, sebuah perusahaan tambang rakyat milik masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Dari laporan sementara yang kami terima, dua korban tersebut masing-masing Ridwan (37) tercatat sebagai warga Desa Lunto Barat Kecamatan Lembah Segar dan Yusrizal (38) tercatat sebagai warga Desa Kumbayau Kecamatan Talawi," kata Kepala Badan Kesbangpol PBD setempat, Adri Yusman, di Sawahlunto, Rabu.
Menurutnya, sesuai kewenangan yang berlaku saat ini pihaknya masih menunggu koordinasi dari pihak pemerintah provinsi serta pihak terkait lainnya untuk menindaklanjuti persitiwa tersebut.
Hingga saat ini, lanjutnya, pihaknya belum menerima keterangan resmi terkait kronologi kejadian serta upaya penanganan yang telah dan akan dilakukan berikutnya.
"Dibutuhkan keahlian khusus untuk itu, selama ini proses penyelamatan dilakukan oleh pihak pengelola tambang itu sendiri atau dibantu oleh petugas penyelamat dari PT Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin (BA-UPO)," kata dia.
Sementara itu, Kasat Intelkam Polres Sawahlunto, AKP Asnomi Nanda, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab ledakan serta kemungkinan ada korban lain yang masih tertimbun runtuhan.
"Kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan terkait peristiwa itu," ujarnya.
Sebelumnya, Tambang batu bara di daerah Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan meledak pada Rabu, sekitar pukul 10.00 WIB menyebabkan dua korban luka-luka
Diduga ledakan terjadi di salah satu lubang tambang yang dikelola oleh CV Bara Mitra Kencana, sebuah perusahaan tambang rakyat milik masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017