Pangkalpinang (Antara Babel) - Generasi muda Provinsi Bangka Belitung (Babel) dinilai kurang berminat menjadi penenun kain cual sehingga sektor didominasi perempuan lanjut usia dan produksinya semakin sedikit.

"Perajin tenun kain cual ini semakin berkurang, sehingga produk kain khas tersebut terbatas untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi," ujar Kabid Industri Kecil Menengah Disperindag Babel, Darnis Rachmiyati, di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan, kerajinan kain tenun cual ini terancam punah karena kurangnya minat generasi muda untuk melanjutkan tradisi menenun ini yang dilakukan turun temurun secara tradisional.

Kain cual pada dasarnya merupakan kain tenun seperti songket, dengan warna-warna cerah dan menyalah khas kain tradisional melayu, bermotif mirip dengan kain songket Palembang tetapi lebih luwes dan memiliki banyak lengkungan serta selalu dihiasi motif flora dan fauna, seperti motif merak, gajah mada 2003, kembang setangkai dan kembang rukem, jande bekecak (tiga motif), kembang kenanga, bebek dan kembang sumping, dan motif ubur-ubur.

"Saat ini, perajin tenun kain cual hanya tersisa 40 orang yang rata-rata berusia berkisar 60 hingga 80 tahun tersebar di Kota Pangkalpinang, Bangka, Bangka Barat dan Belitung dan diperkirakan jumlah perajin tersebut akan semakin berkurang, karena sebagian perajin sudah banyak yang meninggal," ujarnya.

Menurut dia, berkurangnya perajin kain cual ini, menyebabkan produk kain cual terbatas untuk memenuhi permintaan pasar lokal, nasional dan internasional.

"Persediaan kain cual terbatas, sehingga harga kain yang ditawarkan cukup tinggi, mulai dari harga Rp400 ribu per lembar hingga Rp10 juta per lembar, tergantung motif dan tingkat kesulitan pembuatan kain tersebut," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, pihaknya melatih tenun cual kepada generasi muda untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat untuk melestarikan kerajinan cual ini.

"Pada bulan ini, kami melatih 12 orang, bagaimana cara menenun dengan baik, sehingga  masyarakat berminat mengembangkan kerajinan ini untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka," ujarnya.

Menurut dia, prospek kain cual cukup tinggi, seiring tingginya permintaan pasar, wisatawan domestik dan mancanegara.

Saat ini, kami sudah mampu memasarkan beraneka produk tenunan kain cual ke pasar mancanegara seperti Belanda, Jepang dan Malaysia," ujarnya.

Ia mengatakan, tingginya minat konsumen, seiring promosi terus dilakukan melalui pameran untuk menarik minat pasar terhadap beraneka produk tenunan kain cual seperti songket, kain panjang, selendang, pakaian jadi seperti kemeja, pakaian muslim, pengantin cukup tinggi.

"Permintaan pasar Belanda, Jepang dan Malaysia terhadap beraneka produk tenunan kain cual mencapai 60 lembar per bulan dan itu sudah cukup tinggi seiring produk cual yang dihasilkan terbatas," ujarnya.

Ia mengatakan, pembuatan kain cual masih dilakukan secara tradisional mengunakan tenunan sehingga kami kesulitan memenuhi permintaan lokal, nasional dan internasional.

"Para perajin hanya mampu memproduksi 90 hingga 100 lembar kain cual per bulan, sementara permintaan dan pesanan konsumen mencapai 150 hingga 200 lembar per bulan," ujarnya.

Pewarta: Pewarta :Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013