Yangon (Antara Babel) - Kru pencarian di Myanmar saat ini telah menemukan
59 jasad atau separuh dari total korban tewas dalam kecelakaan pesawat
militer pekan lalu, ungkap militer pada Minggu (11/6).
Pesawat Shaanxi Y8 buatan China itu membawa 122 orang - yang merupakan tentara, anggota awak dan anak-anak serta kerabat lain tentara tersebut - ketika pesawat itu mengalami kecelakaan di Laut Andaman pada Rabu.
Kapal angkatan laut dan nelayan telah berjuang melawan musim hujan yang cukup kuat untuk menemukan korban, dengan militer mengatakan bahwa mereka telah menemukan 59 orang pada Minggu siang.
"Jumlah korban tewas yang ditemukan secara keseluruhan saat ini adalah 59 orang,” ungkap kantor komandan tertinggi dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa 26 korban diangkat dari laut pada Minggu.
Belum ada penjelasan resmi tentang penyebab kecelakaan, yang merupakan salah satu dari beberapa insiden paling mematikan yang melibatkan pesawat militer Myanmar dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala militer Min Aung Hlaing seperti dikutip media lokal pada Minggu mengatakan bahwa cuaca tampaknya menjadi faktor yang menyebabkan kerusakan mekanis.
Namun, belum ada laporan badai besar di sepanjang jalur penerbangan pesawat itu ketika menghilang saat terbang dari kota selatan Myeik menuju Yangon, demikian AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
Pesawat Shaanxi Y8 buatan China itu membawa 122 orang - yang merupakan tentara, anggota awak dan anak-anak serta kerabat lain tentara tersebut - ketika pesawat itu mengalami kecelakaan di Laut Andaman pada Rabu.
Kapal angkatan laut dan nelayan telah berjuang melawan musim hujan yang cukup kuat untuk menemukan korban, dengan militer mengatakan bahwa mereka telah menemukan 59 orang pada Minggu siang.
"Jumlah korban tewas yang ditemukan secara keseluruhan saat ini adalah 59 orang,” ungkap kantor komandan tertinggi dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa 26 korban diangkat dari laut pada Minggu.
Belum ada penjelasan resmi tentang penyebab kecelakaan, yang merupakan salah satu dari beberapa insiden paling mematikan yang melibatkan pesawat militer Myanmar dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala militer Min Aung Hlaing seperti dikutip media lokal pada Minggu mengatakan bahwa cuaca tampaknya menjadi faktor yang menyebabkan kerusakan mekanis.
Namun, belum ada laporan badai besar di sepanjang jalur penerbangan pesawat itu ketika menghilang saat terbang dari kota selatan Myeik menuju Yangon, demikian AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017