Pangkalpinang  (Antara Babel) - Masyarakat Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengeluhkan harga ikan laut belum juga turun sejak usai lebaran.

"Sudah hampir satu bulan ini harga ikan bertahan mahal bahkan, tidak ada pergerakan harga menurun," ujar salah satu warga Kelurahan Gabek Satu, Nasra di Pangkalpinang, Kamis.

Menurutnya, pemicu mahalnya harga ikan adalah stok terbatas dan faktor cuaca yang tidak menentu.

"Selain mahal, stok ikan di pasar pun sedikit dan beberapa jenis ikan seperti tongkol dan pari tidak ada di pasar," ujarnya.

Menurutnya lagi, ikan sangat penting untuk memenuhi protein keluarga setiap hari sehingga menjadi menu wajib saat makan.

"Ikan sebagai sumber protein karena keluarga saya kurang suka telur namun harga ikan mahal dan kondisi ini sudah berlangsung cukup lama terlebihnya saat Babel di landa banjir," katanya.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang pedagang ikan di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Edi.

Ia mengatakan, mahalnya ikan membuat pembeli sepi karena banyak yang lebih memilih daging ayam.

"Kebanyak masyarakat memilih ayam ketimbang ikan yang harganya jauh lebih mahal sehingga mempengaruhi omset pedagang ikan karena sepi pembeli," ujarnya.

Menurutnya, cuaca ekstrem menjadi pemicu mahalnya harga ikan karena banyak nelayan yang belum berani melaut akibat angin kencang sehingga stok ikan di pasaran sedikit.

"Cuaca sulit untuk di prediksi, saat angin kecang hasil tangkap nelayan sedikit sehingga banyak nelayan malas untuk melaut," katanya.

Harga ikan mayong Rp30 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp15 ribu, hapau Rp50 ribu dari harga sebelumnya Rp20 ribu hingga Rp25 ribu, ciu Rp25 ribu dari harga biasanya Rp15 ribu, dencis Rp15 ribu dari harga sebelumnya Rp8 ribu dan cumi Rp60 ribu dari harga sebelumnya Rp30 ribu per kilogram.

"Rata-rata harga ikan naik dua kali lipat dan kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama," katanya.

Ia berharap, harga ikan bisa normal kembali agar pembeli kembali ramai dan omsetnya meningkat.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017