Bekasi (Antara Babel) - Pengusaha katering Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi
memastikan usahanya tidak terdampak dengan kondisi kenaikan harga garam
di pasaran hingga 400 persen.
"Saat tender sebelum Ramadhan, kami sudah kalkulasi potensi kenaikan seluruh bahan baku, jadi tidak sampai terpengaruh," kata Bagian Kepegawaian Katering H Iis, Conny, di Bekasi, Selasa.
Katering H Iis yang telah menggarap menu masakan bagi calon haji Jawa Barat di Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jalan Kemakmuran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi sejak 2009 itu, mengaku telah memiliki stok garam yang mencukupi dari perusahan rekanannya.
"Jenis garam yang kami gunakan adalah garam halus yang disediakan vendor untuk seluruh menu masakan yang kami sajikan," katanya.
Menurut dia, dalam sehari pihaknya memproduksi sekitar 1.500 porsi makanan untuk tiga kloter calon haji asal Jawa Barat.
"Mayoritas makanan memang membutuhkan bumbu garam, seperti daging, sayur, ikan, ayam, telur dan lainnya," katanya.
Garam juga digunakan pihaknya untuk memproduksi makanan ringan seperti bakpao, pastel, sosis solo dan lainnya.
"Setiap calon haji bisa makan tiga kali sehari plus dua box snack," katanya.
Menurut Conny, dampak kenaikan harga garam tidak sampai dirasakan pengusaha makanan berskala besar seperti H Iis, namun hanya dirasakan para pengusaha kuliner yang berskala kecil.
"Mungkin dampaknya terasa pada kelompok bisnis makanan yang skalanya kecil saja. Kalau kami memang sudah punya stok garam yang cukup selama musim haji ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Saat tender sebelum Ramadhan, kami sudah kalkulasi potensi kenaikan seluruh bahan baku, jadi tidak sampai terpengaruh," kata Bagian Kepegawaian Katering H Iis, Conny, di Bekasi, Selasa.
Katering H Iis yang telah menggarap menu masakan bagi calon haji Jawa Barat di Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jalan Kemakmuran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi sejak 2009 itu, mengaku telah memiliki stok garam yang mencukupi dari perusahan rekanannya.
"Jenis garam yang kami gunakan adalah garam halus yang disediakan vendor untuk seluruh menu masakan yang kami sajikan," katanya.
Menurut dia, dalam sehari pihaknya memproduksi sekitar 1.500 porsi makanan untuk tiga kloter calon haji asal Jawa Barat.
"Mayoritas makanan memang membutuhkan bumbu garam, seperti daging, sayur, ikan, ayam, telur dan lainnya," katanya.
Garam juga digunakan pihaknya untuk memproduksi makanan ringan seperti bakpao, pastel, sosis solo dan lainnya.
"Setiap calon haji bisa makan tiga kali sehari plus dua box snack," katanya.
Menurut Conny, dampak kenaikan harga garam tidak sampai dirasakan pengusaha makanan berskala besar seperti H Iis, namun hanya dirasakan para pengusaha kuliner yang berskala kecil.
"Mungkin dampaknya terasa pada kelompok bisnis makanan yang skalanya kecil saja. Kalau kami memang sudah punya stok garam yang cukup selama musim haji ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017