Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menemukan dua kasus difteri di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, karena pasien penyakit itu tidak mendapatkan imunisasi.

"Alhamdulillah dua kasus difteri tersebut sudah terselesaikan, namun demikian kami mengingatkan pemerintah kabupaten/kota mewaspadai penyakit berbahaya ini," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kesehatan Kepulauan Babel, M Rais Haru di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan dua kasus difteri ini terjadi pada Juli tahun ini dan dua balita pasien penyakit ini meninggal, karena terlambat mendapatkan pertolongan medis.

"Penyebab penyakit difteri ini karena balita tidak mendapatkan imunisasi, karena penyakit ini hanya dapat dicegah melalui imunisasi lengkap," ujarnya.

Rais mengaku ketersediaan obat difteri ini sangat terbatas bahkan sering kosong di Kementerian Kesehatan. Meskipun ada permintaan obat ini juga harus membutuhkan proses dan waktu lama.

"Jalan satu-satunya mencegah dan mengendalikan penyakit sebagai penyebab kematian balita ini yaitu melalui imunisasi lengkap," ujarnya.

Ia mengatakan difteri merupakan infeksi bakteri yang memiliki efek serius pada selaput lendir hidung dan tenggorokan. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan.

"Penularan penyakit ini sangat cepat. Hanya melalui kontak tubuh pasien dengan orang tua, teman dan orang lain," ujarnya.

Untuk itu, kata dia diharapkan para orang tua yang belum mengimunisasi bayinya untuk segera datang ke pusat-pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi secara gratis.

"Kami sudah mengingatkan pemerintah daerah untuk selalu mewaspadai difteri ini melalui mengoptimalkan sosialisasi dan mengajak warganya untuk berimunisasi. Jangan sampai kasus ini terjadi lagi yang akan mengakibatkan kematian kepada pasien," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017