Kupang (Antara Babel) - Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya meningkatkan pengawasan di sejumlah wilayah yang rawan atau berpotensi terjadi radikalisme.
"Potensi radikalisme pasti ada. Beberapa wilayah di NTT ada yang kami anggap rawan radikalisme, salah satunya di daerah Manggarai Barat, Labuan Bajo," kata Kepala Polda NTT Irjen Pol Agung Sabar Santoso di Markas Polda NTT, Kupang, Senin.
Menurut Kapolda NTT Irjen Agung Sabar Santoso, wilayah itu dianggap rawan radikalisme karena berbatasan dengan Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan pengalaman kepolisian, sambung dia, sejumlah kelompok teroris berasal dari daerah tersebut.
"Berdasarkan pengalaman kami, banyak pelaku radikalisme, kelompok ekstrim dan kelompok teroris yang berasal dari NTB. Maka, pengawasannya harus lebih ditingkatkan," ujar Agung.
Lebih lanjut, dia menuturkan selain Manggarai Barat, Labuan Bajo, pihaknya juga terus meningkatkan pengawasan terhadap pulau- pulau kecil yang berlokasi di sekitar wilayah perairan NTT.
"Pulau-pulau kecil yang ada di sekitar wilayah perairan NTT itu menjadi objek khusus pemantauan kepolisian daerah. Kemudian, pemantauan juga dilakukan di sejumlah daerah di Alor dan Ende," tutur Agung.
Selain pemantauan khusus, dia mengungkapkan pihaknya juga telah memberikan pembekalan kepada seluruh personel yang bertugas di wilayah-wilayah rawan radikalisme.
"Pembekalan yang kami berikan itu berupa segala macam informasi yang bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan juga dari Densus 88 Anti Teror," ungkap Agung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Potensi radikalisme pasti ada. Beberapa wilayah di NTT ada yang kami anggap rawan radikalisme, salah satunya di daerah Manggarai Barat, Labuan Bajo," kata Kepala Polda NTT Irjen Pol Agung Sabar Santoso di Markas Polda NTT, Kupang, Senin.
Menurut Kapolda NTT Irjen Agung Sabar Santoso, wilayah itu dianggap rawan radikalisme karena berbatasan dengan Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan pengalaman kepolisian, sambung dia, sejumlah kelompok teroris berasal dari daerah tersebut.
"Berdasarkan pengalaman kami, banyak pelaku radikalisme, kelompok ekstrim dan kelompok teroris yang berasal dari NTB. Maka, pengawasannya harus lebih ditingkatkan," ujar Agung.
Lebih lanjut, dia menuturkan selain Manggarai Barat, Labuan Bajo, pihaknya juga terus meningkatkan pengawasan terhadap pulau- pulau kecil yang berlokasi di sekitar wilayah perairan NTT.
"Pulau-pulau kecil yang ada di sekitar wilayah perairan NTT itu menjadi objek khusus pemantauan kepolisian daerah. Kemudian, pemantauan juga dilakukan di sejumlah daerah di Alor dan Ende," tutur Agung.
Selain pemantauan khusus, dia mengungkapkan pihaknya juga telah memberikan pembekalan kepada seluruh personel yang bertugas di wilayah-wilayah rawan radikalisme.
"Pembekalan yang kami berikan itu berupa segala macam informasi yang bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan juga dari Densus 88 Anti Teror," ungkap Agung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017