Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan produk ikan asin yang dikelola UMKM turun drastis, sebagai dampak kelangkaan garam industri di daerah itu.
"Saat ini pelaku UMKM pengolahan ikan sulit mendapatkan garam, karena ketersediaan garam untuk industri di pedagang kosong," kata Sekretaris Dinas UMKM dan Koperasi Provinsi Kepulauan Babel, Jon Tuhadi Saragih di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan saat ini kelangkaan garam industri ini sudah menimbulkan gejolak dan keresahan pelaku usaha kecil, karena mereka tidak dapat meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi.
Selain itu, harga garam yang merupakan bahan utama untuk pengasinan ikan kering tersebut juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi mencapai Rp200.000 per karung (satuan isi 50 kilogram) dari harga normal Rp90.000 per karung.
"Kalau masalah harga garam ini mungkin tidak terlalu masalah, tetapi kelangkaan garam ini yang menjadi masalah bagi pelaku usaha dalam memproduksi ikan asin," katanya.
Sementara itu, kata dia ketersediaan garam konsumsi masih cukup memadai untuk mendukung usaha makanan dan minuman, sehingga belum mempengaruhi terhadap produksi UMKM tersebut.
"Saat ini produk makanan seperti kemplang, kricu dan lainnya cukup mengalami peningkatan, karena meningkatkan permintaan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha," ujarnya.
Menurut dia untuk mengantisipasi kelangkaan garam ini, pemerintah harus hadir dan mencari solusi agar ketersediaan bahan baku garam memadai untuk mendukung usaha mikro kecil menengah di daerah ini.
"Mau tidak mau pemerintah harus hadir. Jangan sampai kelangkaan garam ini terus terjadi dan menimbulkan gejolak di masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Saat ini pelaku UMKM pengolahan ikan sulit mendapatkan garam, karena ketersediaan garam untuk industri di pedagang kosong," kata Sekretaris Dinas UMKM dan Koperasi Provinsi Kepulauan Babel, Jon Tuhadi Saragih di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan saat ini kelangkaan garam industri ini sudah menimbulkan gejolak dan keresahan pelaku usaha kecil, karena mereka tidak dapat meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi.
Selain itu, harga garam yang merupakan bahan utama untuk pengasinan ikan kering tersebut juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi mencapai Rp200.000 per karung (satuan isi 50 kilogram) dari harga normal Rp90.000 per karung.
"Kalau masalah harga garam ini mungkin tidak terlalu masalah, tetapi kelangkaan garam ini yang menjadi masalah bagi pelaku usaha dalam memproduksi ikan asin," katanya.
Sementara itu, kata dia ketersediaan garam konsumsi masih cukup memadai untuk mendukung usaha makanan dan minuman, sehingga belum mempengaruhi terhadap produksi UMKM tersebut.
"Saat ini produk makanan seperti kemplang, kricu dan lainnya cukup mengalami peningkatan, karena meningkatkan permintaan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha," ujarnya.
Menurut dia untuk mengantisipasi kelangkaan garam ini, pemerintah harus hadir dan mencari solusi agar ketersediaan bahan baku garam memadai untuk mendukung usaha mikro kecil menengah di daerah ini.
"Mau tidak mau pemerintah harus hadir. Jangan sampai kelangkaan garam ini terus terjadi dan menimbulkan gejolak di masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017