Muntok (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan capaian pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di daerah itu masih rendah seiring kurangnya sosialisasi dan pemahaman akan manfaatnya.


"Pada 2013 kami perkirakan baru mencapai 36 persen dari sekitar 4.200 bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif. Ini perlu kesadaran bersama agar ke depan semakin meningkat," kata Kepala Bidang Bina Masyarakat Dinkes Kabupaten Bangka Barat Rudi Faizul Badri di Muntok, Rabu.


Meskipun angka tersebut masih jauh dari target, namun menurutnya, angka itu cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 16 persen.


Keberhasilan mendongkrak persentase pemberian ASI eksklusif itu, kata dia, tidak terlepas dari peran bidan, perawat dan petugas kesehatan di seluruh pelosok untuk memberikan pemahaman akan pentingnya memberikan ASI pada bayi usia 0 sampai 6 bulan, tanpa makanan pendamping lainnya.


"Faktor ibu bekerja juga menjadi kendala tersendiri untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif, karena cuti melahirkan hanya diberikan selama tiga bulan, sedangkan ASI eksklusif wajib diberikan hingga bayi usia enam bulan" katanya.


Untuk mengatasi hal itu, pada tahun ini Dinkes membangun pojok laktasi di lingkungan pemkab setempat yang diharapkan para ibu yang bekerja di lingkungan pemkab setempat tetap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, tanpa meninggalkan pekerjaannya.


Selain itu, kata dia, optimalisasi fungsi pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang ada di tingkat dusun juga memiliki peran penting untuk meningkatkan kesadaran pemberian ASI eksklusif.


"Selama ini sebagian besar posyandu hanya sebagai tempat penimbangan bayi dan balita, ke depan kami harapkan ditingkatkan,bisa saja nantinya dokter anak memberikan pelayanan keliling dari posyandu satu ke posyandu lainnya sekaligus memberikan sosialisasi akan manfaat ASI eksklusif," kata dia.


Selain itu, menurutnya, rencana penggabungan kegiatan posyandu dengan pendidikan anak usia dini yang akan dicoba di gedung terpadu desa mandiri juga bisa dimanfaatkan.


"Pada 2014, kami akan membuat program percontohan penggabungan kegiatan itu di salah satu gedung "4in1" desa mandiri, kami siapkan kegiatannya agar ke depan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita bisa berinteraksi setiap hari di gedung tersebut, dari situ kami harapkan berbagai program peningkatan pemahaman kesehatan bisa lebih mudah disampaikan," kata Rudi.

Pewarta: Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013