Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan pemantauan daerah rawan kekeringan, guna mengantisipasi gagal panen padi selama musim kemarau di daerah itu.

"Hasil pemantauan sementara kita belum menemukan dan menerima laporan lahan pertanian mengalami kekeringan yang akan merugikan petani," kata Kepala Dinas Pertanian Kepulauan Babel Toni Batubara di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan berdasarkan koordinasi dan informasi dari BMKG, musim kemarau di Kepulauan Bangka Belitung  masih diselingi hujan. Ramalan cuaca hari ini juga diperkirakan hujan pada pagi hingga siang hari.

"Meskipun ada lahan pertanian yang mengalami kekeringan, namun tidak separah kekeringan lahan pertanian di Pulau Jawa, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Bali dan daerah di selatan ekuator," ujarnya.

Toni mengatakan dalam mengantisipasi gagal panen selama musim kemarau tahun ini, pihaknya juga mengintensifkan koordinasi lintas sektor di lingkungan pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya.

"Kegiatan pemantauan ini penting, karena pada Juli dan Agustus tahun ini masih banyak petani di Kabupaten Bangka, Bangka Selatan, Belitung yang melakukan penanaman padi," ujarnya.

Menurut dia meski kemarau tahun ini masih diselingi hujan, namun tetap mempengaruhi ketersediaan air untuk lahan pertanian, mengingat sarana irigasi di daerah ini belum cukup memadai dan masih mengandalkan air kolong atau bekas tambang timah.

"Selama musim kemarau ini debit air kolong tentu juga mengalami penyusutan dan ini akan mengganggu distribusi air untuk lahan pertanian petani," ujarnya.

Ia berharap selama musim kemarau ini petani jangan terlalu memaksakan menanam padi, mengingat sarana irigasi di daerah ini belum cukup memadai dan masih mengandalkan air kolong atau bekas tambang timah.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017