PBB Umumkan Kematian Dua Prajurit Perdamaian

Sabtu, 21 Desember 2013 9:40 WIB

PBB (Antara Babel) - Dua prajurit penjaga perdamaian asal India tewas dan satu orang terluka parah ketika penyerang menyerbu sebuah pangkalan di Sudan Selatan pada Kamis, demikian diumumkan PBB, Jumat.

Konfirmasi mengenai kematian kedua prajurit itu disampaikan menjelang pembicaraan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di Sudan Selatan, dimana pasukan yang setia pada Presiden Salva Kiir bertempur dengan prajurit pendukung mantan Wakil Presiden Riek Machar.

"Kami bisa memastikan bahwa dua prajurit batalyon India UNMISS tewas dalam serangan," kata Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) dalam sebuah pernyataan mengenai serangan di Akobo di negara bagian Jonglei.

Kamis, duta besar India untuk PBB menyatakan, tiga prajurit penjaga perdamaian tewas.

PBB mengatakan, seorang prajurit ketiga India dibawa ke sebuah pangkalan lain di Malakal di Jonglei.

Pernyataan itu tidak menyinggung-nyinggung lebih dari 30 warga sipil yang mengungsi di pangkalan kecil Akobo itu dan dikhawatirkan menjadi target dari penyerang etnik Nuer.

"UNMISS mengutuk kekerasan yang terjadi di Akobo dan berlanjut di daerah-daerah lain (Sudan Selatan)," kata pernyataan itu.

"Kami mendesak semua pihak dalam krisis itu mengendalikan diri dan mengupayakan penyelesaian damai atas krisis tersebut," tambahnya.

Kamis, di tengah meningkatnya kekerasan di negara Afrika tersebut, seorang pejabat perusahaan minyak milik China mengatakan, sedikitnya lima pekerja Sudan Selatan tewas setelah sejumlah orang menyerang kompleks ladang minyak utama di negara bagian Unity.

"Sekelompok orang bersenjata datang ke kompleks itu dan membunuh pegawai" pada Rabu larut malam, kata seorang pejabat senior di perusahaan Greater Nile Petroleum Operating Company (GNPOC).

Belum jelas apakah serangan itu terkait dengan perang antara pemberontak dan pasukan pemerintah, setelah usaha kudeta terhadap Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.

Produksi minyak bertanggung jawab atas 95 persen ekonomi Sudan Selatan, dan setiap serangan terhadap instalasi penting meningkatkan kekhawatiran mengenai kestabilan industri vital tersebut.

Meski demikian, serangan pasukan milisi dan bentrokan antara kelompok-kelompok peternak yang bersenjata berat merupakan hal yang biasa di wilayah itu, yang merupakan tempat asal mantan Wakil Presiden Riek Machar, yang dituduh oleh Kiir melakukan upaya kudeta.

Dalam serangan terpisah, 11 orang dilaporkan tewas di ladang minyak Thar Jath, juga di Unity.

Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan pada 2011 sesuai dengan perjanjian perdamaian 2005 yang mengakhiri perang saudara puluhan tahun antara utara dan selatan. Konflik panjang itu membuat negara baru tersebut sangat terbelakang dan ketempatan banyak senjata, demikian AFP.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013

Terkait
Terpopuler