Muntok, 26/12 (antarababel.com) - Program revitalisasi kebun kelapa sawit yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat bekerja sama dengan PT GSBL dan Bank Sumselbabel di Dusun Sukal, Kecamatan Muntok dinilai berhasil dan akan terus dikembangkan di lokasi lain.

"Program perdana dengan melibatkan sebanyak 42 kepala keluarga di Dusun Sukal, Desa Belolaut dengan hamparan seluas 54,18 hektare ini akan kami jadikan percontohan dan diharapkan bisa dikembangkan di desa lain tahun depan," ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Barat Romullus Hasibuan di Muntok, Kamis.

Hal ini diungkapkan Romullus terkait peluncuran perdana program revitalisasi perkebunan kelapa sawit yang telah dilaksanakan beberapa hari lalu di Dusun Sukal, Desa Belolaut, Kecamatan Muntok yang dihadiri Bupati Bangka Barat Zuhri M Syazali, Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan Romulus Hasibuan, Kepala Cabang Bank Sumselbabel Muntok Ferry Erfani dan dari manajemen GSBL Datuk Ramli Sutanegara, serta sejumlah tamu undangan.

Menurutnya, program pertama tersebut dinilai berhasil terbukti dengan banyaknya kepala keluarga yang mengajukan diri untuk bisa memanfaatkan program lintas sektoral tersebut.

"Kami sudah menerima sebanyak 73 kepala keluarga di beberapa desa yang mengajukan diri menjadi bagian revitalisasi perkebunan kelapa sawit tersebut," ujar Romullus.

          Sementara itu, Bupati Zuhri pada kesempatan itu mengatakan program revitalisasi perkebunan merupakan salah satu upaya percepatan pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan sebagai mitra pengembangan perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil.

"Revitalisasi ini masyarakat hanya menyediakan lahan, biaya lainnya ditanggung perusahaan melalui kredit dari Bank," kata dia.

Kemitraan usaha seperti itu, menurutnya, butuh melibatkan koordinasi semua pihak, seperti Pemkab, perusahaan, perbankan sampai dengan perkebunan dan atau masyarakat sekitar perkebunan yang bermitra,

Ia menambahkan, kegiatan kemitraan ini sangat penting artinya bagi percepatan pembangunan desa-desa di Bangka Barat, karena memiliki beberapa keunggulan, seperti mampu memberikan ruang untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat, meningkatkan lapangan kerja baru, meningkatkan produksi dan daya saing yang pada akhirnya mampu mendukung terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Bupati menambahkan, revitalisasi perkebunan di Dusun Sukal ini merupakan program yang pertama di Babar mudah-mudahan program ini akan berkembang ke desa-desa lain selain Belo Laut.

"Dari enam perkebunan besar yang ada di Bangka Barat, baru PT GSBL yang bersedia menjadi mitra (avalis) program ini, kami harapkan ke depan perusahaan lainnya dapat menjadi mitra di desa-desa yang ada disekitar perkebunan karena tanpa mitra program revitalisasi ini perkebunan ini tidak akan bisa terlaksana," kata dia.

Hal senada diungkapkan Ramli Sutanegara yang mengatakan program revitalisasi itu sudah lama direncanakan, namun selama ini selalu terkendala lahan.

"Selain berbagai bimbingan, kami secara pribadi juga akan memberikan asuransi jiwa kepada petani revitalisasi," ujarnya.

Menurut Edi Usman, Kepala Bidang Perkebunan Dishutbun Bangka Barat, program revitalisasi memiliki banyak keuntungan yang bisa dirasakan petani.

Petani hanya menyediakan lahan minimal satu hektare, setelah itu semuanya di urus perusahaan hingga panen di usia empat tahun, dalam pembagian hasil yakni 70 ke perusahaan dan 30 ke petani karena itu untuk membayar kredit.

"Hanya modal lahan, petani akan menuai hasilnya dalam empat tahun kedepan," kata Edi Usman.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Donatus Dasapurna Putranta


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013