Koba (Antaranews Babel) - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus memantau kondisi harga beras pada sejumlah pasar di daerah itu, untuk mengantisipasi terjadi lonjakan harga diluar ambang batas.

"Sekarang ini harga beras di pasar naik sekitar Rp2.000 per kilogram atau kenaikan mencapai 16,67 persen," kata Sekretaris Disperindagkop Bangka Tengah, Dedy NT di Koba, Senin.

Ia menjelaskan, kenaikan harga beras dipicu oleh kondisi cuaca di laut dan sebagian daerah penghasil beras terjadi gagal panen sehingga berpengaruh terhadap stok serta pasokan ke Bangka Belitung.

"Namun kenaikkan harga beras tersebut masih pada ambang batas nasional, tetapi kami terus pantau dan selalu dinformasikan kepada warga setiap perkembangan harga beras yang terjadi di pasar," katanya.

Ia mengatakan, kondisi harga beras naik tidak hanya terjadi di Bangka Tengah saja tetapi juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia dengan penyebab yang sama namun pemerintah harus segera melakukan antisipasi sebelum terjadi lonjakan cukup tinggi.

"Kami juga mengantisipasi adanya oknum pedagang nakal yang memanfaatkan harga dengan melakukan penimbunan sehingga harga beras semakin tidak terkontrol," katanya.

Namun demikian, hingga sekarang pihaknya belum menemukan kasus penimbunan beras yang dilakukan pedagang nakal dan jika terjadi demikian tentu ada sanksi serta teguran karena tindakan demikian dapat memicu harga semakin tidak terkontrol.

"Kami mengimbau kepada pedagang tidak memanfaatkan situasi lonjakan harga dan tentu kami beharap situasi seperti ini tidak berlangsung lama," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018