Jakarta (Antaranews Babel) - Pengamat politik Yusa Djuyandi menilai bertambahnya kursi Golkar di Kabinet Kerja dapat diartikan bahwa Presiden Joko Widodo menginginkan DPR tetap kondusif mendukung kebijakan pemerintahan.
"Bertambahnya kursi Golkar di kabinet akan sangat besar mempermudah kebijakan pemerintah, sebab Jokowi pasti ingin agar DPR tetap kondusif dengan mendukung kebijakan eksekutif," ujar Yusa dihubungi di Jakarta, Rabu.
Rabu ini, Presiden Jokowi melantik Sekjen Golkar demisioner Idrus Marham sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur.
Di sisi lain Jokowi tetap mempertahankan politisi Golkar Airlangga Hartarto, meskipun yang bersangkutan telah menjabat Ketua Umum Partai Golkar.
Seperti diketahui kursi Ketua DPR saat ini juga diduduki oleh politisi Golkar Bambang Soesatyo. Yusa memperkirakan posisi Golkar di kabinet dan di kursi pimpinan dewan memiliki posisi tawar kuat untuk mendukung kebijakan eksekutif.
Di sisi lain, dia juga memandang bertambahnya kursi Golkar di kabinet agar partai tersebut tetap dapat bersama dengan partai koalisi pendukung Jokowi guna menjaga peluang Pilpres 2019.
"Di sisi lain ini juga untuk tetap memegang Golkar untuk 2019. Jadi Jokowi berharap Golkar Pasca-Setnov tetap bisa berada satu kubu agar kebijakan pemerintah aman dan menjaga peluang 2019," jelas Yusa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Bertambahnya kursi Golkar di kabinet akan sangat besar mempermudah kebijakan pemerintah, sebab Jokowi pasti ingin agar DPR tetap kondusif dengan mendukung kebijakan eksekutif," ujar Yusa dihubungi di Jakarta, Rabu.
Rabu ini, Presiden Jokowi melantik Sekjen Golkar demisioner Idrus Marham sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur.
Di sisi lain Jokowi tetap mempertahankan politisi Golkar Airlangga Hartarto, meskipun yang bersangkutan telah menjabat Ketua Umum Partai Golkar.
Seperti diketahui kursi Ketua DPR saat ini juga diduduki oleh politisi Golkar Bambang Soesatyo. Yusa memperkirakan posisi Golkar di kabinet dan di kursi pimpinan dewan memiliki posisi tawar kuat untuk mendukung kebijakan eksekutif.
Di sisi lain, dia juga memandang bertambahnya kursi Golkar di kabinet agar partai tersebut tetap dapat bersama dengan partai koalisi pendukung Jokowi guna menjaga peluang Pilpres 2019.
"Di sisi lain ini juga untuk tetap memegang Golkar untuk 2019. Jadi Jokowi berharap Golkar Pasca-Setnov tetap bisa berada satu kubu agar kebijakan pemerintah aman dan menjaga peluang 2019," jelas Yusa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018