Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Perum Bulog Subdivre Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menambah pasokan 1.000 ton beras dari Sulawesi Selatan untuk memperkuat stok guna menjaga stabilitas harga beras di daerah itu.
"Saat ini 1.000 ton beras dari Pare-Pare Sulawesi Selatan sedang dalam perjalanan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka, Tri Novianti di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan saat ini stok beras di gudang Bulog Subdivre Bangka sebanyak 1.040 ton dan cukup hingga empat bulan ke depan untuk pendistribusian beras sejahtera, operasi pasar dan penanganan bencana alam.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pasokan beras ini sudah sampai di Pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang," katanya.
Novianti mengatakan dalam penambahan stok beras ini Bulog Bangka hanya mengandalkan pasokan dari sentra produksi beras di daerah lain, karena hasil padi lokal yang masih terbatas.
"Kita tidak pernah membeli beras petani karena harga beras di tingkat petani di atas harga pembelian pemerintah mencapai Rp10.000 per kilogram," katanya.
Selain itu, petani di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga tidak kesulitan memasarkan beras hasil panen padinya.
"Petani mudah memasarkan beras, bahkan produksi yang dihasilkan kurang untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.
Ia berharap dengan adanya penambahan stok beras ini dapat menjaga stabilitas harga beras, sehingga masyarakat mendapatkan harga kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Saat ini 1.000 ton beras dari Pare-Pare Sulawesi Selatan sedang dalam perjalanan," kata Kepala Perum Bulog Subdivre Bangka, Tri Novianti di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan saat ini stok beras di gudang Bulog Subdivre Bangka sebanyak 1.040 ton dan cukup hingga empat bulan ke depan untuk pendistribusian beras sejahtera, operasi pasar dan penanganan bencana alam.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pasokan beras ini sudah sampai di Pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang," katanya.
Novianti mengatakan dalam penambahan stok beras ini Bulog Bangka hanya mengandalkan pasokan dari sentra produksi beras di daerah lain, karena hasil padi lokal yang masih terbatas.
"Kita tidak pernah membeli beras petani karena harga beras di tingkat petani di atas harga pembelian pemerintah mencapai Rp10.000 per kilogram," katanya.
Selain itu, petani di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga tidak kesulitan memasarkan beras hasil panen padinya.
"Petani mudah memasarkan beras, bahkan produksi yang dihasilkan kurang untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.
Ia berharap dengan adanya penambahan stok beras ini dapat menjaga stabilitas harga beras, sehingga masyarakat mendapatkan harga kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018