Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto meminta masyarakat tidak perlu khawatir menghadapi revolusi industri 4.0 karena justru memberi kesempatan untuk Indonesia berinovasi.
"Jadi dengan revolusi industri keempat ini, industri kembali menjadi 'mainstream' pembangunan," kata Airlangga ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu.
Revolusi industri 4.0 yang fokus pada pengembangan ekonomi digital dinilai menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya, kunci utama pengembangan ekonomi digital adalah pasar dan bakat.
"Dua-duanya Indonesia punya. Kita punya universitas di ASEAN terbanyak. Kebetulan sumber daya manusia kita juga masuk era emas karena banyak generasi muda. Peluang ini yang harus kita dorong," katanya.
Airlangga menambahkan revolusi industri 4.0 seharusnya lebih mudah dihadapi Indonesia yang telah menghadapi revolusi industri 3.0 di mana otomatisasi dan robotik telah banyak dilakukan.
Ketua Umum Partai Golkar itu menuturkan revolusi industri 4.0 yang berbasis data dan kecerdasan artifisial tidak akan mengurangi lapangan kerja bagi masyarakat.
Menurut dia, saat ini otomatisasi telah terjadi di sejumlah industri seperti tekstil, otomotif hingga petrokimia guna mendorong efisiensi pekerjaan.
"Jadi pelaksanaan industri 4.0 di tekstil itu tidak mengurangi tenaga kerja, hanya meningkatkan efisiensi. Jadi tenaga kerja tidak akan berkurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Jadi dengan revolusi industri keempat ini, industri kembali menjadi 'mainstream' pembangunan," kata Airlangga ditemui di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Rabu.
Revolusi industri 4.0 yang fokus pada pengembangan ekonomi digital dinilai menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya, kunci utama pengembangan ekonomi digital adalah pasar dan bakat.
"Dua-duanya Indonesia punya. Kita punya universitas di ASEAN terbanyak. Kebetulan sumber daya manusia kita juga masuk era emas karena banyak generasi muda. Peluang ini yang harus kita dorong," katanya.
Airlangga menambahkan revolusi industri 4.0 seharusnya lebih mudah dihadapi Indonesia yang telah menghadapi revolusi industri 3.0 di mana otomatisasi dan robotik telah banyak dilakukan.
Ketua Umum Partai Golkar itu menuturkan revolusi industri 4.0 yang berbasis data dan kecerdasan artifisial tidak akan mengurangi lapangan kerja bagi masyarakat.
Menurut dia, saat ini otomatisasi telah terjadi di sejumlah industri seperti tekstil, otomotif hingga petrokimia guna mendorong efisiensi pekerjaan.
"Jadi pelaksanaan industri 4.0 di tekstil itu tidak mengurangi tenaga kerja, hanya meningkatkan efisiensi. Jadi tenaga kerja tidak akan berkurang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018