Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Pelaku usaha kerajinan pewter di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kesulitan menambah tenaga kerja karena minat masyarakat menekuni kerajinan berbahan baku timah itu cukup rendah.

"Dalam dua tahun terakhir ini kita sulit menambah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan pewter yang cukup tinggi," kata pengurus usaha kerajinan Pangkal Pewter, Andika, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menyebutkan, Pangkal Pewter merupakan usaha mitra binaan PT Timah dan kerajinan pewter terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Saat ini usaha itu hanya memiliki enam orang tenaga kerja untuk membuat berbagai miniatur seperti kapal Dewa Ruci, layar, pinisi, kapal keruk, kapal isap, dan juga miniatur Pulau Bangka, Belitung, gantungan kunci dan lainnya.

"Kita hanya memiliki enam perajin yang sudah berusia lanjut dan mereka mendapatkan upah minimal Rp3,5 juta per bulan," katanya.

Menurut Andika, sulitnya menambah tenaga kerja karena minat generasi muda dan masyarakat menekuni kerajinan khas daerah yang berbahan baku timah ini sangat rendah.

"Generasi baru perajin pewter ini makin langka, sehingga dapat mempengaruhi usaha kerajinan khas daerah ini," katanya.

PT Timah dan pemerintah daerah sendiri sudah sering membuka pelatihan kerajinan pewter namun upaya tersebut belum berdampak terhadap minat masyarakat untuk menekuni usaha tersebut.

"Kita tidak mengetahui alasan para peserta pelatihan pewter untuk tidak menekuni usaha kerajinan ini," ujarnya.

Menurut dia usaha kerajinan ini sangat menjanjikan, seiring pewter semakin dikenal wisatawan nusantara dan mancanegara. Pemerintah daerah juga menjadikan kerajinan ini sebagai cinderamata untuk para tamu mereka.

"Prospek kerajinan pewter ini sangat menjanjikan karena kunjungan wisatawan yang terus meningkat dan Bangka Belitung," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018