Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, untuk meninjau Pos Pengamatan Gunung api Sinabung.
Dalam informasi yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa, melalui laman resmi Kementerian ESDM, Jonan memberikan apresiasi atas peran para pengamat gunung api yang terus melaporkan aktivitas gunung api dan menyampaikan rekomendasinya ke masyaraka secara rutin.
Gunung Sinabung saat ini masih berstatus AWAS sejak ditetapkan 2 Juni 2015, setelah sempat beberapa kali sempat mengalami peningkatan dan penurunan status.
Letusan pertama Gunung Sinabung terjadi pada 27 Agustus 2010. Kegempaan Gunung Sinabung setelah letusan tanggal 19 Februari 2018 didominasi oleh gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB), yang diinterpretasikan masih adanya fluida yang bergerak dari bawah Kawah Gunung Sinabung.
Saat ini Gunung Sinabung masih memiliki potensi erupsi bersifat eksplosif terbatas pada radius 5 kilometer. Selain itu, pertumbuhan kubah masih berlangsung di puncak, guguran lava pijar, dan awan panas ke arah Timur-Tenggara dan Selatan-Tenggara.
Aliran awan panas guguran masih mengancam ke arah
tenggara sejauh kurang dari 7 km, sedangkan yang ke arah Timur-Tenggara sejauh 6 km dari puncak. Apabila musim hujan tiba, berpotensi terjadi lahar sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.
Untuk menghindari bahaya erupsi Gunung Sinabung, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, dan dalam jarak 4 km di sektor Utara-Timur Gunung Sinabung.
Selain mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Sinabung, Menteri ESDM juga melakukan serah terima program Bantuan Sumur Bor Air Tanah dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Tenaga Surya untuk pengungsi terdampak erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang akan dibangun pada tahun 2018.
PJU bertenaga surya akan dibangun pada 50 titik di jalan sekitar hunian tetap korban erupsi Gunung Sinabung. Pembangunan PJU ini akan berlangsung selama 7 bulan. Sementara sumur bor air tanah akan dibangun pada 4 lokasi, yakni:
a. Kecamatan Tiga Panah, Desa/Kelurahan Sukamaju, di Komplek Hunian Sementara (Huntara) GBKP dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 50 KK.
b. Kecamatan Simpang Empat, Desa/Kelurahan Ndokum Siroga, Dusun Balai Adat (Jambur) dengan jumlah KK sebanyak 400 KK.
c. Kecamatan Simpang Empat, Desa/Kelurahan Surbakti, di Komplek Hunian Tetap 2 (Huntap) dengan jumlah KK sebanyak 227 KK.
d. Kecamatan Simpang Empat, Desa/Kelurahan Nangbelawan, di Komplek Hunian Tetap 2 (Huntap) dengan jumlah KK sebanyak 343 KK.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Dalam informasi yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa, melalui laman resmi Kementerian ESDM, Jonan memberikan apresiasi atas peran para pengamat gunung api yang terus melaporkan aktivitas gunung api dan menyampaikan rekomendasinya ke masyaraka secara rutin.
Gunung Sinabung saat ini masih berstatus AWAS sejak ditetapkan 2 Juni 2015, setelah sempat beberapa kali sempat mengalami peningkatan dan penurunan status.
Letusan pertama Gunung Sinabung terjadi pada 27 Agustus 2010. Kegempaan Gunung Sinabung setelah letusan tanggal 19 Februari 2018 didominasi oleh gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa vulkanik dangkal (VB), yang diinterpretasikan masih adanya fluida yang bergerak dari bawah Kawah Gunung Sinabung.
Saat ini Gunung Sinabung masih memiliki potensi erupsi bersifat eksplosif terbatas pada radius 5 kilometer. Selain itu, pertumbuhan kubah masih berlangsung di puncak, guguran lava pijar, dan awan panas ke arah Timur-Tenggara dan Selatan-Tenggara.
Aliran awan panas guguran masih mengancam ke arah
tenggara sejauh kurang dari 7 km, sedangkan yang ke arah Timur-Tenggara sejauh 6 km dari puncak. Apabila musim hujan tiba, berpotensi terjadi lahar sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.
Untuk menghindari bahaya erupsi Gunung Sinabung, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, dan dalam jarak 4 km di sektor Utara-Timur Gunung Sinabung.
Selain mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Sinabung, Menteri ESDM juga melakukan serah terima program Bantuan Sumur Bor Air Tanah dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Tenaga Surya untuk pengungsi terdampak erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang akan dibangun pada tahun 2018.
PJU bertenaga surya akan dibangun pada 50 titik di jalan sekitar hunian tetap korban erupsi Gunung Sinabung. Pembangunan PJU ini akan berlangsung selama 7 bulan. Sementara sumur bor air tanah akan dibangun pada 4 lokasi, yakni:
a. Kecamatan Tiga Panah, Desa/Kelurahan Sukamaju, di Komplek Hunian Sementara (Huntara) GBKP dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 50 KK.
b. Kecamatan Simpang Empat, Desa/Kelurahan Ndokum Siroga, Dusun Balai Adat (Jambur) dengan jumlah KK sebanyak 400 KK.
c. Kecamatan Simpang Empat, Desa/Kelurahan Surbakti, di Komplek Hunian Tetap 2 (Huntap) dengan jumlah KK sebanyak 227 KK.
d. Kecamatan Simpang Empat, Desa/Kelurahan Nangbelawan, di Komplek Hunian Tetap 2 (Huntap) dengan jumlah KK sebanyak 343 KK.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018