Jakarta (Antaranews Babel) - Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih mengatakan keberhasilan kinerja Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam menaikkan tingkat literasi merupakan salah satu parameter pembangunan.

"Salah satu parameter pembangunan sebuah negara dapat dilihat dari tingkat literasi penduduknya. Ini menjadi 'PR' bagi perpusnas untuk terus meningkatkan tingkat literasi masyarakat," kata Abdul Fikri dalam siaran persnya yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Fikri tidak menampik, Perpusnas merupakan mitra kerja Komisi X DPR dengan anggaran yang relatif rendah dibandingkan dengan mitra kerja lainnya. Anggaran Perpusnas hanya sekitar Rp500 miliar.

Namun dia berharap hal tersebut tidak mengurangi upaya Perpusnas untuk menaikkan tingkat literasi masyarakat.

Bila masih rendah, ujar anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) itu, maka kesejahteraan masyarakat akan susah berkembang karena budaya membaca inilah yang menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang mampu mengungkit semua sektor pembangunan.

Abdul Fikri yang pernah berprofesi sebagai guru dan kepala sekolah ini menambahkan, saat ini tingkat literasi Indonesia masih terbilang rendah.

Menurut data Cetral Connecticut University tahun 2016, Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61. Sementara itu, penelitian Perpusnas tahun 2017 menunjukkan tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia adalah 36,48 atau masih rendah.

Ada pun frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata tiga-empat kali per minggu dengan lama waktu membaca buku per hari rata-rata hanya 30-59 menit dengan jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata lima-sembilan buku.

Oleh karena itu, Abdul Fikri berharap Perpusnas dapat terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, termasuk dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak terkait dalam upaya tersebut sehingga dapat lebih mudah tercapai.

Pewarta: Arief Mujayatno

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018