Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan meminta produsen lada dunia tidak "mengoplos" atau mencampur "Muntok White Pepper" dengan komoditas yang sama dari negara lain karena akan sangat merugikan petani daerah itu.
"Saat ini konsumen dunia tidak lagi menikmati cita rasa dan aroma khas Muntok White Pepper secara utuh karena komoditas ini sudah banyak dioplos atau dicampur dengan lada putih dari negara lain," kata Erzaldi di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menyebutkan, selama ini konsumen di negara tujuan ekspor lada putih dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya merasakan campuran Muntok White Pepper dengan lada dari China atau dari Serawak Malaysia.
"Ini kalau dibiarkan tentu akan mengubah rasa lada putih daerah ini yang terkenal dengan kepedasan dan kekhasan aromanya," katanya.
Menurut Erzaldi, praktik mencampur lada putih ini akan berdampak terhadap permintaan pasar dunia terhadap komoditas unggulan Babel tersebut.
"Dalam tempo waktu yang lama konsumen tidak lagi merasakan aroma dan cita rasa khas Muntok White Pepper, yang pada akhirnya dalam jangka panjang negara tujuan utama komoditas ini seperti negara-negara Eropa dan Amerika tidak lagi menerima hasil perkebunan petani daerah ini," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini pemerintah provinsi sedang gencar-gencarnya meningkatkan kuantitas dan kualitas lada putih petani. Pemerintah daerah juga fokus mengembangkan perkebunan lada guna mengembalikan kejayaan lada putih itu di pasar dunia.
Untuk itu ia berharap pemerintah pusat ikut mengambil kebijakan untuk melindungi Muntok White Pepper di pasar dunia dari praktik-praktik yang dinilai tidak sehat dan dapat merugikan daerah ini.
"Jika pemerintah tidak membuat kebijakan, rasa pedas yang dimiliki Muntok White Pepper nanti tidak lagi dinikmati konsumen pasar dunia dan ini tentu akan merugikan daerah sekaligus juga banga ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Saat ini konsumen dunia tidak lagi menikmati cita rasa dan aroma khas Muntok White Pepper secara utuh karena komoditas ini sudah banyak dioplos atau dicampur dengan lada putih dari negara lain," kata Erzaldi di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menyebutkan, selama ini konsumen di negara tujuan ekspor lada putih dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya merasakan campuran Muntok White Pepper dengan lada dari China atau dari Serawak Malaysia.
"Ini kalau dibiarkan tentu akan mengubah rasa lada putih daerah ini yang terkenal dengan kepedasan dan kekhasan aromanya," katanya.
Menurut Erzaldi, praktik mencampur lada putih ini akan berdampak terhadap permintaan pasar dunia terhadap komoditas unggulan Babel tersebut.
"Dalam tempo waktu yang lama konsumen tidak lagi merasakan aroma dan cita rasa khas Muntok White Pepper, yang pada akhirnya dalam jangka panjang negara tujuan utama komoditas ini seperti negara-negara Eropa dan Amerika tidak lagi menerima hasil perkebunan petani daerah ini," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini pemerintah provinsi sedang gencar-gencarnya meningkatkan kuantitas dan kualitas lada putih petani. Pemerintah daerah juga fokus mengembangkan perkebunan lada guna mengembalikan kejayaan lada putih itu di pasar dunia.
Untuk itu ia berharap pemerintah pusat ikut mengambil kebijakan untuk melindungi Muntok White Pepper di pasar dunia dari praktik-praktik yang dinilai tidak sehat dan dapat merugikan daerah ini.
"Jika pemerintah tidak membuat kebijakan, rasa pedas yang dimiliki Muntok White Pepper nanti tidak lagi dinikmati konsumen pasar dunia dan ini tentu akan merugikan daerah sekaligus juga banga ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018