Jember (Antaranews Babel) - Sejumlah rangkaian kereta api di wilayah Daerah Operasi 9 Jember, Jawa Timur mengalami keterlambatan hampir tujuh jam akibat jalur kereta di Kabupaten Ngawi lumpuh karena proses evakuasi KA Sancaka yang mengalami kecelakaan belum selesai.
"Ada tiga rangkaian KA jarak jauh yang mengalami keterlambatan yakni KA Sritanjung relasi Banyuwangi-Lempuyangan, KA Logawa relasi Jember-Purwokerto, dan KA Ranggajati relasi Jember-Cirebon," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Luqman Arif di Jember, Sabtu.
Ia mengatakan PT KAI meminta maaf yang sebesar-besarnya atas keterlambatan tiga rangkaian KA jarak jauh tersebut ke stasiun tujuan karena rutenya memutar ke arah utara dan menyebabkan ketidaknyamanan penumpang dengan kondisi itu.
"KA Sritanjung mengalami keterlambatan 410 menit atau hampir tujuh jam, KA Logawa mengalami keterlambatan 309 menit atau lima jam lebih, dan KA Ranggajti terlambat 206 menit atau tiga jam lebih," katanya.
Dampak dari kelambatan tersebut, lanjut dia, PT KAI memberikan service recoveri kepada para penumpang kereta jarak jauh yang terlambat datang di sejumlah stasiun wilayah Daop 9 Jember," katanya.
Luqman mengatakan service recoveri itu berupa pemberian makanan ringan dan minuman, apabila kelambatan terjadi selama 3 jam dan petugas akan memberikan makanan berat serta minum apabila kelambatan mencapai 5 jam.
"Kami berharap jalur kereta di Ngawi dapat kembali normal, sehingga tiga rangkaian KA jarak jauh itu tidak mengalami keterlambatan, " ujarnya.
Kereta Api Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya mengalami kecelakaan dengan truk trailer pengangkut beton bantalan rel di perlintasan liar di kilometer (KM) 215+8 Jumat (6/4) sekitar pukul 18.25 WIB yang berakibat lokomotif dan tiga kereta di belakangnya anjlok.
Kecelakaan tersebut menyebabkan satu korban jiwa yakni masinis kereta atas nama Mustofa dan empat orang mengalami luka-luka yakni asisten masinis dan tiga penumpang kereta.
Upaya evakuasi terhadap lokomotif dan kereta yang anjlok masih terus dilakukan PT KAI, agar jalur kembali normal dan kasus kecelakaan tersebut masih ditangani aparat kepolisian setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Ada tiga rangkaian KA jarak jauh yang mengalami keterlambatan yakni KA Sritanjung relasi Banyuwangi-Lempuyangan, KA Logawa relasi Jember-Purwokerto, dan KA Ranggajati relasi Jember-Cirebon," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Luqman Arif di Jember, Sabtu.
Ia mengatakan PT KAI meminta maaf yang sebesar-besarnya atas keterlambatan tiga rangkaian KA jarak jauh tersebut ke stasiun tujuan karena rutenya memutar ke arah utara dan menyebabkan ketidaknyamanan penumpang dengan kondisi itu.
"KA Sritanjung mengalami keterlambatan 410 menit atau hampir tujuh jam, KA Logawa mengalami keterlambatan 309 menit atau lima jam lebih, dan KA Ranggajti terlambat 206 menit atau tiga jam lebih," katanya.
Dampak dari kelambatan tersebut, lanjut dia, PT KAI memberikan service recoveri kepada para penumpang kereta jarak jauh yang terlambat datang di sejumlah stasiun wilayah Daop 9 Jember," katanya.
Luqman mengatakan service recoveri itu berupa pemberian makanan ringan dan minuman, apabila kelambatan terjadi selama 3 jam dan petugas akan memberikan makanan berat serta minum apabila kelambatan mencapai 5 jam.
"Kami berharap jalur kereta di Ngawi dapat kembali normal, sehingga tiga rangkaian KA jarak jauh itu tidak mengalami keterlambatan, " ujarnya.
Kereta Api Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya mengalami kecelakaan dengan truk trailer pengangkut beton bantalan rel di perlintasan liar di kilometer (KM) 215+8 Jumat (6/4) sekitar pukul 18.25 WIB yang berakibat lokomotif dan tiga kereta di belakangnya anjlok.
Kecelakaan tersebut menyebabkan satu korban jiwa yakni masinis kereta atas nama Mustofa dan empat orang mengalami luka-luka yakni asisten masinis dan tiga penumpang kereta.
Upaya evakuasi terhadap lokomotif dan kereta yang anjlok masih terus dilakukan PT KAI, agar jalur kembali normal dan kasus kecelakaan tersebut masih ditangani aparat kepolisian setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018