Al Khobar, Arab Saudi, (Antaranews Babel) - Para pemimpin negara-negara anggota Liga Arab mengakhiri KTT ke-29 mereka di Dhahran, Minggu, dengan mengeluarkan Deklarasi Dhahran yang antara lain menolak segala upaya menghubungkan terorisme dengan Islam, serta mendorong PBB untuk membuat definisi bersama tentang terorisme.
"Kami menyerukan masyarakat internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuat definisi bersama tentang terorisme. Terorisme itu tidak punya agama, tidak punya tanah air, dan tidak punya identitas," demikian isi Deklarasi Dhahran yang diperoleh Antara di Al Khobar, Senin pagi.
Dalam KTT ke-29 Liga Arab yang dipimpin Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud itu, para pemimpin Liga Arab dalam deklarasinya juga menyoroti fenomena penggunaan teknologi informasi, khususnya media sosial, oleh kelompok-kelompok teroris untuk melakukan perekrutan anggota maupun propaganda.
Terkait masalah ini, Liga Arab menyinggung eksploitasi kelompok-kelompok teroris atas media sosial dan jejaring teknologi informasi lainnya untuk melakukan perekrutan teroris dan menjalankan propaganda, serta penyebaran pemikiran dan ujaran kebencian yang mendistorsi citra Islam.
"Kami mendorong semua pemerintahan negara-negara di dunia untuk bahu-membahu memerangi aksi terorisme yang berbahaya ini."
Para pemimpin dan ketua delegasi Liga Arab yang hadir di KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, Arab Saudi, itu juga menyayangkan distorsi yang dilakukan sejumlah kelompok ekstremis atas Islam.
Kelompok yang dimaksud adalah mereka yang mencitrakan kebenaran Islam dengan menghubungkannya dengan terorisme karena upaya semacam itu hanya menguntungkan terorisme itu sendiri.
Deklarasi Dhahran yang merangkum poin-poin penting hasil KTT ke-29 Liga Arab itu juga mengutuk aksi terorisme, kekerasan dan berbagai pelanggaran hak azasi manusia terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.
KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung "King Abdulaziz Center for World Culture", Dhahran, itu diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kami menyerukan masyarakat internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuat definisi bersama tentang terorisme. Terorisme itu tidak punya agama, tidak punya tanah air, dan tidak punya identitas," demikian isi Deklarasi Dhahran yang diperoleh Antara di Al Khobar, Senin pagi.
Dalam KTT ke-29 Liga Arab yang dipimpin Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud itu, para pemimpin Liga Arab dalam deklarasinya juga menyoroti fenomena penggunaan teknologi informasi, khususnya media sosial, oleh kelompok-kelompok teroris untuk melakukan perekrutan anggota maupun propaganda.
Terkait masalah ini, Liga Arab menyinggung eksploitasi kelompok-kelompok teroris atas media sosial dan jejaring teknologi informasi lainnya untuk melakukan perekrutan teroris dan menjalankan propaganda, serta penyebaran pemikiran dan ujaran kebencian yang mendistorsi citra Islam.
"Kami mendorong semua pemerintahan negara-negara di dunia untuk bahu-membahu memerangi aksi terorisme yang berbahaya ini."
Para pemimpin dan ketua delegasi Liga Arab yang hadir di KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung Pusat Budaya Dunia Raja Abdulaziz, Dhahran, Arab Saudi, itu juga menyayangkan distorsi yang dilakukan sejumlah kelompok ekstremis atas Islam.
Kelompok yang dimaksud adalah mereka yang mencitrakan kebenaran Islam dengan menghubungkannya dengan terorisme karena upaya semacam itu hanya menguntungkan terorisme itu sendiri.
Deklarasi Dhahran yang merangkum poin-poin penting hasil KTT ke-29 Liga Arab itu juga mengutuk aksi terorisme, kekerasan dan berbagai pelanggaran hak azasi manusia terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Konferensi tingka tinggi yang berlangsung sehari itu antara lain dihadir Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Presiden Komoros Azali Assoumani, Presiden Irak Mohammed Fuad Masum, Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi, Presiden Dewan Presiden Pemerintahan Koalisi Nasional Libya Fayez Mustafa Al-Sarraj, Presiden Lebanon Michel Aoun, serta pemimpin Jordania, Kuwait, Bahrain, dan Moroko.
KTT ke-29 Liga Arab yang berlangsung di aula gedung "King Abdulaziz Center for World Culture", Dhahran, itu diliput oleh 600-an wartawan dari Arab Saudi dan mancanegara.
Liga Arab yang didirikan di Kairo pada 1945 oleh Mesir, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Yaman itu kini beranggotakan 22 negara. Lima belas negara anggota lainnya adalah Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Kuwait, Al Jazair, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, Somalia, Palestina, Djibaouti, dan Komoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018