Manchester (Antaranews Babel) - Manchester City ingin membangun dinasti dalam sepak bola Inggris kemudian menaklukkan kompetisi Eropa setelah pasukan Pep Guardiola itu memenangi gelar Liga Premier Inggris ketiga dalam tujuh musim terakhir.
The Citizen menyamai catatan Manchester United pada musim 2000/2001 dengan memenangkan liga saat pertandingan masih tersisa lima laga.
Poin yang dikumpulkan serta catatan gol yang ditorehkan juga cukup gemilang, kendati tugas terberat mereka adalah mempertahankan gelar itu pada musim depan.
"Saya ingin melihat reaksi kami pada musim depan karena saya tidak pernah bisa mempertahankan gelar," kata kapten City, Vincent Kompany, dilansir AFP, Senin.
Sejak dimiliki grup dari Abu Dhabi, City mulai mendapatkan kucuran dana segar demi membeli banyak pemain bintang untuk mengarungi berbagai kompetisi. Pelatih sebelumnya, Manuel Pellegrini dan Roberto Mancini, juga mampu memberikan gelar namun tidak bisa mempertahankan di musim berikutnya.
Kemenangan tahun ini merupakan yang kelima kalinya dalam sejarah klub, namun masih tertinggal dari rival sekota, Man United, yang menorehkan 20 gelar.
"Mempertahankan gelar adalah langkah berikutnya dan City tidak dalam pola pikir yang tepat," kata mantan bos United Alex Ferguson saat pensiun pada 2013, setelah merebut gelar dari City.
"Ketika saya memenangkan liga untuk pertama kalinya pada 1993, saya tidak ingin tim saya mengendur. Pikiran itu mengejutkan saya," katanya.
Untungnya, City memiliki pelatih yang begitu berdedikasi untuk meraih kemenangan seperti sikap Ferguson.
Guardiola telah memenangkan tujuh gelar liga dalam sembilan musim sebagai pelatih senior di tiga negara setelah menaklukkan La Liga dan Bundesliga bersama Barcelona dan Bayern Munich pada berbagai kesempatan.
Pria Catalunya itu telah mengubah City menjadi tim yang selalu bermain menyerang, atraktif, dan haus dalam mencetak gol, demikian AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
The Citizen menyamai catatan Manchester United pada musim 2000/2001 dengan memenangkan liga saat pertandingan masih tersisa lima laga.
Poin yang dikumpulkan serta catatan gol yang ditorehkan juga cukup gemilang, kendati tugas terberat mereka adalah mempertahankan gelar itu pada musim depan.
"Saya ingin melihat reaksi kami pada musim depan karena saya tidak pernah bisa mempertahankan gelar," kata kapten City, Vincent Kompany, dilansir AFP, Senin.
Sejak dimiliki grup dari Abu Dhabi, City mulai mendapatkan kucuran dana segar demi membeli banyak pemain bintang untuk mengarungi berbagai kompetisi. Pelatih sebelumnya, Manuel Pellegrini dan Roberto Mancini, juga mampu memberikan gelar namun tidak bisa mempertahankan di musim berikutnya.
Kemenangan tahun ini merupakan yang kelima kalinya dalam sejarah klub, namun masih tertinggal dari rival sekota, Man United, yang menorehkan 20 gelar.
"Mempertahankan gelar adalah langkah berikutnya dan City tidak dalam pola pikir yang tepat," kata mantan bos United Alex Ferguson saat pensiun pada 2013, setelah merebut gelar dari City.
"Ketika saya memenangkan liga untuk pertama kalinya pada 1993, saya tidak ingin tim saya mengendur. Pikiran itu mengejutkan saya," katanya.
Untungnya, City memiliki pelatih yang begitu berdedikasi untuk meraih kemenangan seperti sikap Ferguson.
Guardiola telah memenangkan tujuh gelar liga dalam sembilan musim sebagai pelatih senior di tiga negara setelah menaklukkan La Liga dan Bundesliga bersama Barcelona dan Bayern Munich pada berbagai kesempatan.
Pria Catalunya itu telah mengubah City menjadi tim yang selalu bermain menyerang, atraktif, dan haus dalam mencetak gol, demikian AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018