Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai perempuan Indonesia cukup maju sehingga Indonesia terpilih sebagai salah satu dari 10 negara yang disiapkan menuju Planet 50:50 pada 2030.
"Indonesia dipilih karena mayoritas berpenduduk Muslim, toleransinya dianggap tinggi dan perempuan Indonesia sudah cukup maju," kata Yohana dalam konferensi yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Jumat.
Planet 50:50 merupakan program yang dicanangkan untuk membawa perempuan setara dengan laki-laki dan semakin banyak pemimpin perempuan.
Karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mengirimkan surat kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk melaporkan profil perempuan yang ada di masing-masing kementerian/lembaga dan daerah.
Hal itu untuk mengukur sejauh mana Indonesia mencapai kesetaraan gender, sesuai dengan indikator kelima Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's).
"Kami sedang berusaha mempersiapkan, jadi kalau misalnya saya dipanggil PBB, data-data tentang perempuan seluruh Indonesia sudah siap," tuturnya.
Di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sendiri, Yohana mengatakan profil pejabatnya sudah separuh laki-laki dan separuh perempuan.
"Di Kementerian kami, mungkin bisa menjadi contoh, sudah 50-50," ujarnya.
LIPI bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan Konferensi dan Lokakarya Internasional tentang Gender dengan tema "Kepemimpinan Perempuan dan Demokratisasi Pada Abad 21 di Asia".
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Indonesia dipilih karena mayoritas berpenduduk Muslim, toleransinya dianggap tinggi dan perempuan Indonesia sudah cukup maju," kata Yohana dalam konferensi yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Jumat.
Planet 50:50 merupakan program yang dicanangkan untuk membawa perempuan setara dengan laki-laki dan semakin banyak pemimpin perempuan.
Karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mengirimkan surat kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk melaporkan profil perempuan yang ada di masing-masing kementerian/lembaga dan daerah.
Hal itu untuk mengukur sejauh mana Indonesia mencapai kesetaraan gender, sesuai dengan indikator kelima Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's).
"Kami sedang berusaha mempersiapkan, jadi kalau misalnya saya dipanggil PBB, data-data tentang perempuan seluruh Indonesia sudah siap," tuturnya.
Di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sendiri, Yohana mengatakan profil pejabatnya sudah separuh laki-laki dan separuh perempuan.
"Di Kementerian kami, mungkin bisa menjadi contoh, sudah 50-50," ujarnya.
LIPI bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan Konferensi dan Lokakarya Internasional tentang Gender dengan tema "Kepemimpinan Perempuan dan Demokratisasi Pada Abad 21 di Asia".
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018